WASHINGTON – Ribuan warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu (20/04/2024) dalam gelombang unjuk rasa yang diberi nama “50501”, singkatan dari 50 protes, 50 negara bagian, 1 gerakan. Aksi ini diselenggarakan untuk menandai peringatan 250 tahun dimulainya Perang Revolusi Amerika, sekaligus menyuarakan penolakan terhadap berbagai kebijakan kontroversial Presiden Donald Trump.
Demonstrasi yang berlangsung dari luar Gedung Putih hingga pusat-pusat kota di seluruh negara bagian ini berlangsung damai, meski diwarnai beberapa ketegangan. Seorang pria yang membawa tanda bertuliskan “Trump” terekam menerobos kerumunan dan berkonfrontasi dengan demonstran, menurut video yang diunggah oleh anggota Kongres dari Partai Demokrat, Suhas Subramanyam.
Salah satu isu utama yang disorot dalam unjuk rasa ini adalah kasus deportasi Kilmar Ábrego García, warga negara El Salvador yang secara keliru dideportasi dari Amerika Serikat. Banyak peserta aksi menuntut pemerintah untuk segera memulangkan Ábrego García. Seorang peserta demonstrasi, Gihad Elgendy, menyampaikan kepada CNN bahwa pemerintah seharusnya dapat menekan El Salvador untuk menerima kembali García.
Selain itu, kebijakan Departemen Efisiensi Pemerintah (Doge) juga menjadi sorotan. Inisiatif tersebut, yang diprakarsai oleh Trump, bertujuan untuk memangkas jumlah pegawai negeri dan anggaran federal. Namun, kebijakan ini menuai kritik tajam karena dianggap merugikan pelayanan publik dan memperlebar ketimpangan.
“Ini waktu yang sangat berbahaya bagi kebebasan di Amerika,” ujar Thomas Bassford dalam sebuah aksi di Boston. Ia datang bersama keluarganya untuk mengenang nilai-nilai revolusi Amerika dan menyampaikan pesan bahwa kebebasan harus diperjuangkan, bahkan di zaman modern.
Meski sempat mengalami peningkatan popularitas, jajak pendapat terkini menunjukkan dukungan terhadap Trump menurun. Menurut Gallup, persetujuan terhadap kinerjanya hanya mencapai 45% pada kuartal pertama 2025, turun dari 47% saat pelantikan pada Januari lalu. Sementara itu, survei Reuters/Ipsos menunjukkan hanya 37% responden yang puas dengan kebijakan ekonominya.
Aksi 50501 menjadi simbol baru dari perlawanan sipil di era kepemimpinan Trump. Dengan puluhan ribu warga yang berkumpul di lebih dari 1.200 lokasi, gerakan ini menunjukkan bahwa polarisasi politik di Amerika terus menguat, dan suara-suara yang menuntut keadilan serta demokrasi belum padam. []
Redaksi03