PALANGKA RAYA – Suasana depan Gedung Rektorat Universitas Palangka Raya (UPR) pada Kamis (04/09/2025) dipenuhi gema orasi dan spanduk mahasiswa. Mereka berkumpul bukan sekadar menyampaikan protes, melainkan menagih janji perbaikan kampus yang dinilai tidak kunjung terealisasi.
Aksi ini menyoroti kondisi kampus yang dianggap stagnan. Dari fasilitas, kinerja lembaga hingga kualitas tenaga pendidik, mahasiswa merasa perubahan yang dijanjikan selama bertahun-tahun tidak memberikan dampak nyata.
Ade Anwar, juru bicara aksi, menegaskan bahwa gerakan mahasiswa tidak boleh dipandang sebagai ritual rutin atau simbol semata. “Ini suara keresahan dari berbagai fakultas. Fasilitas, tenaga pendidik, hingga kenyamanan ruang kuliah semuanya dari tahun ke tahun terasa stagnan, tidak ada perubahan signifikan,” tegasnya.
Mahasiswa menilai kondisi tersebut dapat menghambat kualitas pendidikan sekaligus menurunkan daya saing lulusan. Karena itu, mereka menyusun tiga tuntutan utama yang dibacakan langsung oleh Verdi, koordinator lapangan aksi.
Pertama, mereka meminta transparansi kinerja Badan Layanan Umum (BLU) agar pengelolaan anggaran dan layanan kampus bisa benar-benar menyentuh kebutuhan mahasiswa. Kedua, optimalisasi fasilitas perkuliahan seperti ruang kelas, laboratorium, LCD, pendingin ruangan, dan berbagai sarana pendukung lain. Termasuk pula pengelolaan parkir, pemasangan CCTV, peningkatan daya listrik, perbaikan WC, penyediaan tempat sampah, serta akses internet yang stabil. Ketiga, mahasiswa mendesak adanya peningkatan profesionalisme dosen dan tenaga kependidikan agar kualitas pembelajaran lebih terjamin.
“Kami menuntut rektor untuk bertindak tegas, bukan sekadar memberi janji. Mahasiswa butuh fasilitas yang layak dan dosen yang profesional agar tujuan akademik tercapai,” seru Verdi dalam orasinya.
Meski bernuansa kritis, mahasiswa menegaskan aksi ini merupakan bentuk kepedulian, bukan permusuhan. Mereka berharap kampus dapat tumbuh menjadi institusi yang lebih baik dan benar-benar mendukung pengembangan akademik.
Tuntutan mahasiswa akhirnya diterima oleh Wakil Rektor II UPR, Darmae Nasir. Dalam kesempatan itu ia menyampaikan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan. “Kami akan sampaikan kepada pihak rektor. Untuk aspirasi yang bisa segera diselesaikan, akan segera kami tindak lanjuti. Namun ada juga beberapa hal yang membutuhkan proses lebih lanjut,” ujar Darmae.
Bagi mahasiswa, pernyataan itu memberi harapan, namun mereka tetap menuntut adanya langkah nyata. Aksi kali ini diharapkan menjadi momentum bagi rektorat untuk memperlihatkan keseriusan dalam menanggapi keluhan mahasiswa, bukan hanya menunda dengan janji.
Di balik sorak dan teriakan mahasiswa, terdapat harapan besar agar kampus negeri terbesar di Kalimantan Tengah ini mampu memberikan lingkungan akademik yang lebih layak. Masyarakat luas pun menaruh perhatian, sebab kualitas pendidikan tinggi akan memengaruhi lahirnya generasi penerus yang lebih berdaya saing. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan