KUTAI BARAT – Aktivitas warga di Kecamatan Tering, Kutai Barat, terganggu akibat banjir yang merendam akses jalan menuju Pelabuhan Tering pada Sabtu (13/09/2025). Hingga sore hari pukul 17.00 Wita, air setinggi lebih dari satu meter masih menggenangi jalan utama menuju pelabuhan.
Kondisi serupa juga dialami permukiman warga di Kampung Tering. Air yang meluap dari Sungai Mahakam menyebabkan rumah-rumah terendam hingga sepinggang orang dewasa. Beberapa warga terpaksa menggunakan perahu untuk berpindah tempat, termasuk mereka yang ingin menuju pelabuhan.
Pelabuhan Tering memiliki peran penting karena menjadi pintu masuk menuju Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) melalui jalur sungai. Dengan terendamnya akses jalan, mobilitas warga, termasuk aktivitas ekonomi dan distribusi logistik, ikut terhambat.
Menurut penuturan Koirul, warga setempat, banjir kali ini bukanlah yang pertama terjadi. “Di hulu hujan. Banjir ini kiriman dari hulu,” jelasnya. Ia menuturkan, debit air Sungai Mahakam mulai meningkat sejak beberapa hari lalu akibat hujan deras di wilayah hulu Mahulu. “Disana hujan terus,” tambahnya.
Meski demikian, Koirul menganggap peristiwa ini sudah menjadi hal yang biasa dialami warga. “Ini sudah biasa, hampir setiap tahun pasti banjir begini, mungkin besok sudah surut lagi,” pungkasnya.
Kendati warga mengaku terbiasa dengan banjir kiriman, dampak yang ditimbulkan tetap terasa. Aktivitas masyarakat terganggu, terutama mereka yang bergantung pada jalur transportasi sungai dan darat di sekitar pelabuhan. Beberapa pedagang mengaku kesulitan membawa barang dagangan, sementara warga lainnya terpaksa menunda perjalanan.
Sejumlah pihak menilai, banjir tahunan yang melanda kawasan bantaran Sungai Mahakam menunjukkan perlunya langkah antisipasi yang lebih serius. Selain karena faktor alam, kondisi geografis daerah aliran sungai yang rendah turut memperparah genangan. Infrastruktur seperti tanggul maupun sistem drainase dinilai perlu diperkuat agar banjir tidak berulang setiap tahun.
Hingga Sabtu malam, air masih menggenang dan belum ada tanda-tanda surut. Warga berharap debit air segera menurun agar mereka bisa kembali beraktivitas normal. Pelabuhan Tering, yang menjadi nadi transportasi kawasan tersebut, pun diharapkan segera dapat diakses kembali. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan