AMERIKA SERIKAT — Ledakan besar yang menghancurkan pabrik bahan peledak milik Accurate Energetic Systems di Tennessee pada Minggu (12/10/2025) kini menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Tragedi yang menewaskan sedikitnya 18 orang itu menyoroti lagi lemahnya pengawasan terhadap industri berisiko tinggi di jantung negara adidaya yang kerap berbicara soal keselamatan dan standar tinggi.
Sheriff Humphreys County, Chris Davis, dalam konferensi pers di Kota Bucksnort mengatakan, “Kami dapat berasumsi bahwa mereka sudah meninggal saat ini.” Pernyataan itu menandai pesimisme atas peluang hidup para pekerja yang hilang setelah ledakan meluluhlantakkan seluruh kompleks pabrik. Ironisnya, hingga kini belum ada penjelasan resmi tentang penyebab pasti musibah di fasilitas yang disebut-sebut memasok bahan peledak untuk kebutuhan militer dan proyek pembongkaran sipil itu.
Pabrik Accurate Energetic Systems dikenal sebagai salah satu produsen utama bahan peledak di AS. Namun, banyak pihak mulai mempertanyakan bagaimana fasilitas sebesar itu bisa meledak tanpa peringatan dini. Getaran ledakan dilaporkan terasa hingga bermil-mil dari lokasi kejadian, menghancurkan bangunan di sekitar, dan membuat warga panik keluar rumah.
Menurut laporan media lokal, proses identifikasi jenazah berjalan lambat akibat parahnya kondisi lokasi. Davis menjelaskan, “Tes DNA akan digunakan untuk mengidentifikasi jenazah. Namun, kami harus melakukannya secara perlahan karena kondisi tempat kejadian perkara.”
Meski Davis menyebut pihaknya belum dapat memastikan adanya unsur kejahatan, keraguan publik terhadap keamanan fasilitas industri serupa terus menguat. “Bisakah saya katakan kami akan mengesampingkan kemungkinan adanya tindak kejahatan? Kami tidak dapat menjawabnya. Mungkin perlu waktu berhari-hari, berminggu-minggu, atau berbulan-bulan sebelum kami dapat memastikannya,” ujarnya hati-hati.
Pernyataan tersebut memperlihatkan adanya celah besar dalam sistem pengawasan dan keamanan industri bahan peledak. Dalam konteks yang lebih luas, tragedi Tennessee ini kembali memperlihatkan paradoks klasik Amerika: negara dengan teknologi pertahanan tinggi, tetapi masih rapuh dalam menjamin keselamatan pekerjanya sendiri.
Sementara itu, tim dari sejumlah lembaga federal, termasuk FBI, telah dikerahkan untuk menyelidiki penyebab ledakan. Namun, tanpa transparansi publik dan audit independen, penyelidikan ini dikhawatirkan hanya akan berakhir seperti banyak kasus industri serupa di AS—senyap tanpa pertanggungjawaban jelas.
Ledakan di pabrik yang beroperasi untuk kepentingan militer ini bukan sekadar tragedi kemanusiaan, melainkan juga potret buram bagaimana industri bahan peledak dijalankan di bawah bayang-bayang kepentingan ekonomi dan militer. Para korban bukan sekadar angka, tetapi korban dari sistem yang lebih besar: sistem yang sering mengutamakan produksi dan keuntungan di atas keselamatan manusia. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan