AMUNTAI – Kota Amuntai kembali menghadapi tekanan banjir setelah luapan Sungai Tabalong, Sungai Balangan, dan Sungai Negara menggenangi sejumlah ruas jalan utama. Air setinggi 30 hingga 50 sentimeter dilaporkan merendam jalur vital kota, mengganggu aktivitas warga sekaligus arus lalu lintas antarkawasan.
Genangan mulai terpantau sejak Rabu (17/12/2025) dan terus mengalami peningkatan hingga Jumat (19/12/2025). Wilayah Kecamatan Amuntai Tengah dan Amuntai Utara menjadi titik terdampak paling signifikan, seiring intensitas hujan yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Sejumlah ruas strategis lumpuh sementara, di antaranya Jalan Trans Kalimantan di Desa Pasar Senen (Amuntai Tengah), Jalan Trans Kalimantan Desa Pekapuran (Amuntai Utara), serta Jalan Abdul Gani Majidi di Kelurahan Palampitan. Kendaraan roda dua dan roda empat terpaksa melambat, sementara warga harus menyesuaikan aktivitas harian mereka dengan kondisi banjir yang kian meluas.
Kepala Pelaksana BPBD Hulu Sungai Utara, H Syamrani, menyampaikan bahwa status kebencanaan saat ini masih berada pada level siaga darurat. Meski belum ditetapkan sebagai tanggap darurat, koordinasi lintas sektor terus diperkuat.
“Kami berkoordinasi dengan TNI, Polri, pemerintah kecamatan, dan kelurahan untuk memantau debit air serta mengantisipasi wilayah yang berpotensi terdampak lebih luas,” ujarnya.
Hasil pemantauan menunjukkan kenaikan debit air paling signifikan terjadi di Sungai Tabalong dan Sungai Balangan, dua aliran utama yang berkontribusi langsung terhadap genangan di kawasan perkotaan Amuntai.
Menghadapi puncak musim hujan hingga akhir Desember, BPBD meningkatkan kesiapsiagaan. Dinas PUPR telah melakukan normalisasi sungai, pembersihan polder, serta pengerukan drainase di wilayah kota dan desa. Alat berat juga disiagakan untuk mengantisipasi sumbatan sampah di aliran sungai.
“Dibandingkan tahun lalu, dampaknya relatif lebih terkendali. Namun kewaspadaan tetap kami tingkatkan,” tegas Syamrani.
Selain menyiapkan logistik dan perahu evakuasi, BPBD HSU memprioritaskan 134 desa rawan banjir melalui penguatan Program Desa Tangguh Bencana (Destana). Masyarakat diimbau tetap waspada dan aktif menjaga kebersihan drainase.
“Sinergi semua pihak sangat penting agar dampak banjir bisa ditekan dan keselamatan warga tetap terjaga,” pungkasnya. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan