Andi Harun Guncang Pola Lama Atasi Sampah!

SAMARINDA – Menghadapi lonjakan produksi sampah harian yang kini mencapai 604 ton per hari, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tidak hanya berfokus pada penindakan hukum maupun penambahan armada pengangkut. Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengusung pendekatan berbeda dengan membentuk peradaban baru melalui pendidikan kebersihan sejak usia dini, sembari memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah berbasis teknologi insinerator.

Menurut Andi Harun, persoalan sampah tidak cukup diselesaikan melalui pengangkutan atau pembuangan semata, melainkan harus dilihat sebagai bagian dari pembentukan budaya dan peradaban masyarakat.

“Persoalan sampah seharusnya dimulai dari pendidikan. Membentuk budaya bersih sebagai bagian dari peradaban tidak melulu dilakukan lewat aturan atau hukuman,” ujar Andi Harun dalam keterangannya pada Selasa (06/05/2025).

Ia mencontohkan pendekatan yang diterapkan di dua negara maju sebagai pembelajaran. Di Singapura, kebersihan ditegakkan melalui hukum yang ketat, seperti denda sebesar 300 dolar Singapura bagi pelanggar. Sementara di Jepang, pendekatan berbeda diterapkan. Negara tersebut tidak bergantung pada sanksi, melainkan menanamkan nilai-nilai kebersihan sejak usia dini melalui pendidikan di tingkat PAUD atau taman kanak-kanak.

“Kalau seluruh sekolah di Kalimantan Timur serius menerapkan pendidikan kebersihan, dalam lima atau sepuluh tahun mendatang kita tidak perlu lagi memasang spanduk atau membuat perda hanya untuk mengingatkan pentingnya hidup bersih,” ungkapnya. “Masyarakat kita akan memiliki kesadaran tinggi terhadap kebersihan sebagai bagian dari peradaban.”

Meski begitu, pembentukan budaya bersih tidak cukup tanpa dukungan infrastruktur. Oleh karena itu, Pemkot Samarinda mengembangkan langkah strategis jangka panjang dengan menghadirkan teknologi insinerator untuk menangani sampah secara lebih efisien.

“Konsep pembangunan di kota berbeda dengan kabupaten. Maka sejak awal kami telah merancang penggunaan insinerator guna menekan timbunan sampah. Mungkin saat ini masih terasa berat, tetapi di masa mendatang, saya yakin Samarinda akan menjadi kota yang paling siap dalam pengendalian sampah,” katanya.

Data menunjukkan bahwa jumlah sampah di Samarinda yang sebelumnya berada di angka 600 ton per hari kini meningkat menjadi 604 ton. Tanpa perubahan pendekatan, Wali Kota menilai masalah ini tidak akan terselesaikan.

“Jika setiap hari jumlah sampah bertambah sementara cara kita masih seperti dulu, maka mustahil persoalan ini bisa kita atasi. Maka dari itu, cara pandang kita harus diubah,” tegasnya.

Sebagai bentuk implementasi nyata, tahun ini Pemkot Samarinda akan mengoperasikan 10 unit insinerator yang masing-masing mampu memproses 10 ton sampah dalam empat jam. Bila dijalankan selama delapan jam sehari, total kapasitas pengurangan bisa mencapai 200 ton sampah per hari.[]

Redaksi12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com