KUTAI BARAT – Sendawar menjadi saksi kepedulian aparat kepolisian pascakebakaran hebat yang melanda Kampung Penawang, Kecamatan Siluq Ngurai, Kabupaten Kutai Barat. Peristiwa kebakaran yang terjadi pada Jumat (12/12/2025) dini hari tersebut menghanguskan sepuluh bangunan dan menyisakan duka mendalam bagi warga terdampak.
Sebagai bentuk empati dan tanggung jawab sosial, Kepolisian Sektor (Polsek) Siluq Ngurai menyalurkan bantuan sosial kepada para korban kebakaran pada Sabtu (13/12/2025). Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh personel Polsek Siluq Ngurai bersama perwakilan Kecamatan Siluq Ngurai kepada keluarga yang terdampak.
Bantuan yang diberikan berupa kebutuhan pokok serta perlengkapan harian untuk membantu memenuhi kebutuhan mendesak warga yang kehilangan tempat tinggal dan harta benda akibat amukan api yang terjadi sekitar pukul 01.30 WITA.
Kapolsek Siluq Ngurai, Ipda Ginanjar Wahyu Utomo, menegaskan bahwa kehadiran Polri di tengah masyarakat tidak hanya terbatas pada fungsi penegakan hukum dan pengamanan, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan, terlebih saat warga tertimpa musibah.
“Kami turut prihatin atas musibah kebakaran yang dialami warga Kampung Penawang. Bantuan ini mungkin tidak seberapa, tetapi kami berharap bisa sedikit meringankan beban dan memberi semangat kepada para korban,” kata Ginanjar.
Selain menyalurkan bantuan, Kapolsek juga mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran, terutama yang disebabkan oleh instalasi listrik dan aktivitas yang melibatkan api. Ia juga menyoroti pentingnya perhatian bersama terhadap infrastruktur dasar di wilayah terpencil.
Ginanjar berharap ke depan terdapat peningkatan akses jalan dan jaringan komunikasi di kawasan-kawasan terpencil, sehingga penanganan keadaan darurat dapat dilakukan lebih cepat dan efektif.
Diketahui, kebakaran tersebut menghanguskan lima unit rumah warga, empat bangunan sarang burung walet, serta satu gedung Balai Pertemuan Umum (BPU). Proses pemadaman berlangsung sangat sulit karena lokasi kejadian berada di wilayah terpencil dengan akses jalan terbatas dan tanpa jaringan komunikasi.
Ketiadaan mobil pemadam kebakaran memaksa warga berjibaku memadamkan api secara manual menggunakan peralatan seadanya, seperti ember dan mesin alkon. Kondisi gelap gulita turut memperlambat proses pemadaman hingga api melalap seluruh bangunan yang terdampak.
Meski menimbulkan kerugian materi yang besar, peristiwa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Namun, kejadian ini menjadi pengingat keras akan pentingnya kesiapsiagaan dan pemerataan fasilitas penanganan bencana, khususnya di wilayah pedalaman Kabupaten Kutai Barat. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan