AS Bergejolak di 100 Hari Pertama Trump

WASHINGTON D.C– Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memperingati 100 hari masa kepemimpinannya pada Selasa (29/04/2025) dengan menggelar pertemuan di Macomb County, Michigan. Dalam pidatonya, Trump menekankan bahwa keberhasilannya dalam membatasi imigrasi ilegal merupakan pencapaian utama sepanjang masa awal pemerintahannya.

“Setiap pekan, kami berhasil mengurangi masuknya imigran ilegal,” ujar Trump, .

Mengutip laporan Al Jazeera, selama 100 hari menjabat, Trump telah menandatangani lebih dari 140 perintah eksekutif, jumlah yang melampaui presiden-presiden sebelumnya. Salah satu keputusan awalnya adalah menetapkan status darurat nasional di perbatasan selatan Amerika Serikat pada 20 Januari 2025.

Trump juga mengeluarkan kebijakan kontroversial lainnya, seperti mengampuni lebih dari 1.500 pelaku kerusuhan di Gedung Capitol pada 6 Januari, menarik Amerika Serikat dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.

Tak hanya kebijakan imigrasi dan kesehatan, pemerintahannya juga memangkas dana besar-besaran kepada sejumlah lembaga federal. Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), yang dikepalai Elon Musk, mengumumkan pemotongan anggaran sebesar US$160 miliar (sekitar Rp2,6 kuadriliun). Pemangkasan terbesar terjadi di Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat, Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), dan Departemen Luar Negeri.

Kebijakan tersebut berdampak besar terhadap tenaga kerja. Data CNN menyebutkan bahwa setidaknya 121 ribu pegawai federal telah mengalami pemutusan hubungan kerja. USAID menjadi lembaga yang paling terdampak dengan sekitar 10 ribu pegawai diberhentikan dan kini terancam dibubarkan.

Di sisi lain, Trump kembali melancarkan perang dagang dengan menerapkan tarif tinggi terhadap produk dari berbagai negara. Sejak 1 Februari, pemerintah AS mulai memungut bea masuk 25 persen atas produk asal Kanada dan Meksiko, serta tarif 10 persen untuk energi dari Kanada. Tarif ini diberlakukan sebagai respons terhadap arus imigrasi dan narkotika lintas batas.

Selanjutnya, produk baja dan otomotif dikenai tarif 25 persen, sementara semua barang impor mendapatkan bea masuk sebesar 10 persen. Produk asal Tiongkok menjadi sasaran utama dengan tarif mencapai 145 persen, meskipun beberapa produk teknologi seperti telepon pintar dikecualikan.

Uni Eropa juga terkena dampak kebijakan ini. Barang-barang dari kawasan tersebut terancam dikenai pajak 20 persen, meskipun implementasinya ditunda selama 90 hari untuk memberi waktu negosiasi.

Langkah-langkah Trump selama 100 hari pertamanya memicu berbagai reaksi, baik dari dalam negeri maupun dari mitra dagang internasional.[]

Redaksi12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com