WASHINGTON DC – Amerika Serikat menghentikan sejumlah pengiriman bantuan senjata utama ke Ukraina di tengah berlanjutnya invasi Rusia yang berlangsung sejak Februari 2022. Keputusan ini disampaikan oleh Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih, Anna Kelly, yang menegaskan bahwa langkah tersebut diambil demi mempertahankan kepentingan nasional Negeri Paman Sam.
“Keputusan ini dibuat untuk mengutamakan kepentingan Amerika menyusul tinjauan DOD (Kementerian Pertahanan) atas dukungan dan bantuan militer negara kita kepada negara lain di seluruh dunia,” kata Kelly dalam pernyataan melalui surat elektronik kepada AFP, Selasa (1/7).
Seorang pejabat pemerintah AS menyampaikan bahwa keputusan tersebut berkaitan dengan kondisi persediaan militer yang menurun, sebagaimana ditemukan dalam evaluasi internal Pentagon. Penurunan stok amunisi menyebabkan beberapa pengiriman yang sebelumnya direncanakan tidak akan dilanjutkan dalam waktu dekat.
Media seperti Politico melaporkan bahwa item yang tertahan meliputi rudal untuk sistem pertahanan udara Patriot, artileri presisi, dan rudal Hellfire. Namun, Kelly menyanggah jika keputusan ini disebabkan oleh berkurangnya kekuatan militer AS secara keseluruhan. Ia menyatakan bahwa militer Amerika tetap kuat, bahkan menunjuk pada serangan terbaru ke wilayah Iran sebagai bukti nyata.
“Kekuatan Angkatan Bersenjata AS tak perlu diragukan lagi tanyakan saja ke Iran,” imbuh dia.
Sementara itu, pihak Pentagon belum memberikan keterangan secara spesifik mengenai penghentian bantuan ke Ukraina. Juru bicara Kementerian Pertahanan, Sean Parnell, hanya menekankan kesiapan militer AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
“Militer Amerika tidak pernah lebih siap dan lebih mampu berkat kepemimpinan Presiden Trump dan Menteri (Pete) Hegseth,” ungkapnya.
Langkah Gedung Putih ini dipandang sebagai sinyal bahwa prioritas kebijakan luar negeri AS mengalami perubahan sejak Trump kembali menjabat sebagai presiden pada Januari 2025. Di era pemerintahan sebelumnya, Presiden Joe Biden menunjukkan dukungan yang konsisten terhadap Ukraina melalui bantuan militer dan keuangan dalam skala besar. Namun, Trump terlihat mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dan bahkan cenderung mengurangi keterlibatan langsung AS dalam konflik tersebut.
Sikap Presiden Trump terhadap Ukraina juga tampak saat ia merespons permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terkait bantuan sistem pertahanan udara Patriot dalam pertemuan puncak NATO pekan lalu. “Kita akan lihat apakah kita bisa menyediakan,” kata Trump.
Keputusan ini memunculkan spekulasi mengenai dampak geopolitik yang lebih luas, termasuk kemungkinan keuntungan strategis bagi Rusia yang terus menggencarkan serangan terhadap Ukraina dalam beberapa waktu terakhir.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan