AS Kritik QRIS, Pengamat: Jangan Mau Didominasi

JAKARTA – Kritik pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Indonesia dinilai sebagai bukti bahwa Indonesia memiliki kekuatan ekonomi yang besar. Menurut pengamat politik dari Motion Cipta (MC) Matrix, Wildan Hakim, transaksi yang terjadi di Indonesia kini dapat dengan mudah terdata berkat digitalisasi keuangan melalui QRIS.

“Kritik AS atas penerapan QRIS di sisi lain bisa dilihat dari kacamata positif. Indonesia terbukti memiliki kekuatan ekonomi yang besar. Inilah yang kemudian memperlihatkan potensi pasar sekaligus kekuatan digital Indonesia,” ujar Wildan, Senin, 28 April 2025.

Wildan menilai bahwa kritik yang disampaikan AS dapat dijadikan senjata dalam negosiasi tarif resiprokal. Ia menyarankan agar pemerintah Indonesia tetap memperbolehkan sistem transaksi keuangan asal AS beroperasi di Indonesia, namun dengan syarat tidak mengganggu penggunaan QRIS yang sudah berjalan. Sebagai negara dengan haluan ekonomi liberal, lanjut dosen ilmu komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia ini, seharusnya AS membuka ruang seluas mungkin bagi seluruh sistem transaksi keuangan digital untuk berkompetisi secara sehat.

Wildan juga memaparkan bahwa penggunaan QRIS kini sudah diterima di beberapa negara lain, seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. Negara-negara ASEAN, menurutnya, merespons positif kehadiran QRIS sebagai sarana transaksi dan pemindahan dana lintas negara.

“Ekonomi tumbuh lebih cepat berkat kehadiran QRIS. Jangan sampai QRIS dikebiri hanya karena mengikuti permintaan AS yang ingin mendominasi sistem transaksi di muka bumi ini,” pungkas Wildan. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com