ASEAN Siap Bahas Dampak Tarif AS dalam Pertemuan Puncak

KUALA LUMPUR – Para pemimpin negara-negara Asia Tenggara diperkirakan akan menyampaikan kekhawatiran mereka terkait kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang telah mengganggu perdagangan internasional dan mempengaruhi perekonomian global. Pernyataan tersebut akan disampaikan dalam pertemuan puncak ASEAN pada Senin, 26 Mei 2025, seperti yang terungkap dalam rancangan pernyataan yang dilihat oleh Media.

Tarif yang dikenakan oleh Trump telah memicu ketegangan di pasar global dan mengguncang perekonomian negara-negara ASEAN yang sebagian besar bergantung pada perdagangan internasional. Dalam draf pernyataan tersebut, para pemimpin ASEAN menyatakan kekhawatiran yang mendalam atas penerapan tarif sepihak oleh AS. Mereka menilai kebijakan tersebut menimbulkan tantangan serius bagi pertumbuhan ekonomi, stabilitas, serta integrasi kawasan ASEAN.

Para pemimpin ASEAN juga menegaskan komitmen mereka terhadap sistem perdagangan bebas global. Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa langkah-langkah Trump mengarah pada tantangan yang kompleks dan multidimensi, yang dapat mengganggu stabilitas kawasan. ASEAN mengajak komunitas internasional untuk lebih menekan Israel agar mematuhi hukum internasional dan menghentikan pendudukan ilegal di Palestina.

Pertemuan puncak ASEAN kali ini juga akan diikuti oleh diskusi dengan Tiongkok dan beberapa negara penghasil minyak Timur Tengah. Forum tersebut diperkirakan akan menjadi ajang bagi para pemimpin untuk menunjukkan sikap mereka terkait ketegangan perdagangan global yang semakin meningkat.

Malaysia, yang menjabat sebagai ketua ASEAN tahun ini, telah mendorong agar blok tersebut menyusun rencana aksi bersama untuk menangani dampak dari tarif yang diterapkan oleh AS. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menekankan pentingnya mempertahankan persatuan di dalam ASEAN, sekaligus tetap melanjutkan pembicaraan bilateral dengan Amerika Serikat. “Kami memiliki satu posisi sebagai ASEAN dalam pembicaraan kami,” ungkap Anwar.

Meskipun ASEAN dikenal dengan sikap netralnya dalam menghadapi persaingan global, kebijakan tersebut semakin tertekan oleh kebijakan proteksionis dari Amerika Serikat. Para analis memperkirakan bahwa tekanan untuk mengubah sikap netral ASEAN akan semakin besar, mengingat keterlibatan lebih erat antara Tiongkok dan negara-negara Asia Tenggara.

Tiongkok, yang berupaya membangun hubungan lebih erat dengan ASEAN, berusaha memperkenalkan diri sebagai mitra dagang yang lebih dapat diandalkan meskipun adanya ketegangan terkait Laut Tiongkok Selatan. Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang juga akan bergabung dalam pertemuan puncak yang melibatkan negara-negara penghasil minyak, seperti Bahrain, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Arab Saudi.

Meskipun demikian, para pemimpin ASEAN masih berusaha menjaga keseimbangan dalam kebijakan luar negeri mereka, mengingat pentingnya hubungan dengan kedua kekuatan besar tersebut, yakni Amerika Serikat dan Tiongkok. Beberapa sumber diplomatik mengungkapkan bahwa negara-negara ASEAN tidak akan secara otomatis berpihak kepada Tiongkok hanya karena ketegangan dengan AS. Sebagai kekuatan besar, baik AS maupun Tiongkok memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan luar negeri negara-negara ASEAN. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com