KUTAI TIMUR – Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Sangatta kembali menggelar kegiatan bertajuk serius: Focus Group Discussion (FGD) bertema “Optimalisasi Keselamatan dan Keamanan Pelayaran di Wilayah Kerja Kantor UPP Kelas II Sangatta”, Rabu (08/10/2025). Acara dibuka resmi oleh Kepala Kantor UPP Kelas II Sangatta, Herman.
Dalam sambutannya, Herman menyampaikan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menjaga keselamatan pelayaran. “Kegiatan ini merupakan forum yang strategis untuk menyamakan persepsi, membangun komitmen, dan mencari solusi konkret atas berbagai tantangan yang kita hadapi di lapangan. Kami berharap, FGD ini dapat menghasilkan langkah-langkah nyata yang mampu meningkatkan kualitas keselamatan dan keamanan pelayaran di wilayah kerja Sangatta,” ujarnya.
Namun di balik tutur formal itu, pertanyaan publik mengemuka: apakah FGD semacam ini benar-benar menghasilkan perubahan nyata, atau sekadar menjadi forum seremonial yang diulang setiap tahun tanpa tindak lanjut?
Masalah keselamatan pelayaran di Sangatta bukan hal baru. Sejumlah kapal nelayan masih beroperasi tanpa alat keselamatan memadai, pelatihan awak kapal minim, hingga pengawasan di pelabuhan kerap longgar. Ironisnya, kondisi di lapangan tak banyak berubah meski forum seperti ini telah berkali-kali digelar.
FGD tersebut dihadiri oleh pimpinan Badan Usaha Pelayaran, Terminal Khusus, Perusahaan Pelayaran, serta Service Station di wilayah kerja UPP Sangatta. Diskusi disebut berjalan terbuka dan partisipatif, membahas isu kelaiklautan kapal, kesiapan awak, serta pengawasan operasional.
Namun, publik menilai diskusi semacam itu akan percuma jika tidak disertai evaluasi keras terhadap lemahnya pengawasan dan minimnya anggaran keselamatan. Di pelabuhan-pelabuhan kecil, fasilitas keselamatan masih jauh dari standar nasional. Bahkan di beberapa titik, papan peringatan keselamatan pun sudah rusak dan dibiarkan.
UPP Sangatta menegaskan tiga tujuan FGD ini, yakni mengidentifikasi hambatan, merumuskan solusi strategis, dan memperkuat komitmen menuju Zero Accident. Tapi tanpa mekanisme pengawasan tegas dan sanksi bagi pelanggar keselamatan pelayaran, jargon “Zero Accident” hanya menjadi slogan kosong di atas kertas.
Plt Kepala UPP Sangatta, Herman, menegaskan pihaknya mendukung peningkatan pengawasan dan pelayanan demi pelayaran yang selamat, aman, dan profesional. Sayangnya, janji peningkatan pengawasan itu kerap tak sebanding dengan realitas di lapangan. Pengawasan rutin seringkali hanya dilakukan menjelang kunjungan pejabat pusat, bukan sebagai kegiatan berkelanjutan.
FGD ini ditutup dengan kesepakatan peserta untuk menindaklanjuti hasil diskusi melalui monitoring dan evaluasi. Tetapi tanpa transparansi dan publikasi hasil nyata kepada masyarakat, FGD semacam ini berisiko hanya menjadi catatan administratif bukan langkah perubahan konkret.
Sektor pelayaran memegang peran vital dalam ekonomi Sangatta, terutama untuk transportasi logistik dan hasil tambang. Karena itu, publik berharap UPP tak hanya pandai berdiskusi, tetapi juga berani menegakkan aturan dan menindak tegas operator kapal yang melanggar standar keselamatan.
Tanpa aksi nyata, keselamatan pelayaran di Sangatta akan terus terjebak dalam siklus retorika: banyak rapat, sedikit tindakan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan