NUSA TENGGARA TIMUR – Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami letusan hebat pada Rabu (26/02/2024) pagi. Letusan tersebut menyebabkan kolom abu vulkanik meluncur hingga mencapai ketinggian 2.500 meter dari puncak gunung.
Dampak dari peristiwa ini, Bandara Frans Seda di Maumere terpaksa ditutup untuk sementara waktu demi keselamatan penerbangan.
General Manager Airnav Cabang Kupang, I Nyoman Oka Wirama, mengungkapkan bahwa penutupan bandara tersebut merupakan langkah preventif untuk menghindari potensi bahaya akibat aktivitas vulkanik yang terus berlangsung.
“Penutupan bandara Maumere hari ini untuk memastikan keselamatan penerbangan. Kami mengambil keputusan ini setelah mendapatkan laporan dari seorang pilot pesawat Wings Air yang terbang dari Maumere ke Kupang, yang melaporkan mencium bau belerang pada ketinggian 5.000 hingga 11.000 kaki,” ujar Nyoman.
Meskipun Bandara Frans Seda ditutup, Nyoman memastikan bahwa bandara lainnya yang ada di Pulau Flores dan Lembata tetap beroperasi seperti biasa. Adapun penerbangan yang dibatalkan akibat erupsi tersebut adalah rute Wings Air dari Maumere ke Labuan Bajo.
“Penerbangan Wings Air yang menuju Labuan Bajo terpaksa dibatalkan,” kata Nyoman menambahkan.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki ini juga dikonfirmasi oleh Pos Pengamatan Gunung Api Lewotobi Laki-laki. Dalam laporan resmi yang diterima, disebutkan bahwa letusan terjadi pada pukul 06:41 WITA, dengan kolom abu vulkanik yang teramati mencapai ketinggian 2.500 meter di atas puncak gunung, yang setara dengan sekitar 4.084 meter di atas permukaan laut.
Ketua Pos Pemantau Gunung Lewotobi Laki-laki, Herman Josef, menjelaskan bahwa erupsi ini merupakan aktivitas vulkanik yang dapat berpotensi mempengaruhi keselamatan masyarakat sekitar.
“Kami terus memantau perkembangan aktivitas gunung, dan masyarakat diminta untuk tetap waspada serta mengikuti instruksi yang dikeluarkan oleh otoritas terkait,” ujarnya.
Meski situasi ini menimbulkan kekhawatiran, pihak berwenang terus mengawasi perkembangan aktivitas gunung tersebut. Penutupan Bandara Frans Seda menjadi bagian dari upaya mitigasi risiko yang dapat muncul dari dampak erupsi. Sementara itu, masyarakat diminta untuk tetap tenang dan mengikuti perkembangan situasi dari sumber informasi yang resmi.
Dengan adanya erupsi ini, pemerintah daerah setempat akan terus memberikan informasi lebih lanjut mengenai dampak letusan dan potensi bahaya yang dapat ditimbulkan. Seiring dengan berjalannya waktu, diharapkan proses pemantauan dan penanganan situasi dapat berjalan dengan efektif demi keselamatan bersama. []
Redaksi03