MALUKU – Intensitas hujan yang tinggi sejak Sabtu malam hingga Minggu pagi (8/6/2025) membawa bencana di Kota Ambon, Maluku. Tidak hanya memicu banjir di berbagai wilayah, hujan deras juga menyebabkan longsor yang nyaris merenggut nyawa seorang warga di Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau.
Adalah Kamarudin Keriting (39), warga RT 02/RW 19, yang menjadi korban saat hendak memperbaiki saluran air di sekitar rumahnya yang sudah terendam. Pagi itu, sekitar pukul 07.00 WIT, tanpa tanda-tanda awal, terdengar dentuman keras dari tebing setinggi dua meter di belakang rumah. Dalam hitungan detik, tanah longsor menghantam tubuh Kamarudin dan menimbunnya.
Meski seluruh tubuhnya tertutup tanah dari kaki hingga leher, ia masih sempat bernapas. Selama hampir satu jam, ia bertahan dalam kondisi terjebak. “Alhamdulillah masih selamat, seluruh badan tertimbun longsor, hanya kepala saja yang selamat dari longsoran sehingga saya masih sempat bernapas, bertahan dalam longsor satu jam,” ujar Kamarudin, Minggu (8/6/2025) sore.
Warga sekitar yang mendengar teriakan dan suara longsor segera berdatangan membawa sekop. Proses evakuasi berlangsung dramatis, berlangsung sekitar dua jam. Kamarudin akhirnya berhasil diselamatkan dalam kondisi lemas, namun selamat.
Kamarudin mengaku longsor datang begitu cepat sehingga tidak memberi kesempatan untuk menyelamatkan diri. Rumahnya yang berada tepat di bawah lereng tebing membuat situasi semakin berisiko. “Tidak bisa lari karena longsor datang tiba-tiba, baru kondisi rumah dibawa tebing, beruntung masih bisa selamat,” ucapnya.
Saat kejadian, istri dan keempat anaknya berada di dalam rumah. Mereka sempat panik dan berlarian keluar demi menyelamatkan diri. “Istri dan anak-anak sempat panik, mereka keluar rumah untuk menyelamatkan diri,” katanya.
Tak hanya tanah longsor, banjir juga mengepung sejumlah wilayah di Ambon. Di kawasan Batu Merah Dalam, seorang lansia harus ditandu keluar dari rumahnya oleh warga setelah genangan air memasuki rumahnya. Sungai yang melintasi pusat kota meluap hingga mengancam pemukiman di bantaran sungai.
Jalur utama kota seperti Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Aypaty lumpuh total akibat genangan dan kemacetan. Beberapa pohon besar tumbang di Jalan Latumeten hingga kawasan Bandara Pattimura. Tiang listrik yang tumbang di Nusaniwe turut menutup akses jalan, memaksa pengendara roda dua mencari rute alternatif yang lebih ekstrem, termasuk menaiki jalur tebing.
Kondisi ini menjadi peringatan serius atas kerentanan infrastruktur perkotaan menghadapi cuaca ekstrem yang kian sering terjadi. Selain penataan ruang yang memperhatikan aspek keselamatan, kesiapsiagaan warga terhadap bencana juga menjadi kunci dalam mencegah jatuhnya korban jiwa. []