JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa banjir di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mengalami perkembangan yang semakin meluas dalam beberapa hari terakhir.
Bencana ini telah menggenangi sejumlah wilayah, mempengaruhi ribuan warga, dan menyebabkan dua korban jiwa yang hingga kini telah terkonfirmasi.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam pernyataan yang diterimanya pada Jumat (31/01/2025), menyebutkan bahwa dua korban yang meninggal dunia berasal dari Kabupaten Sambas, yang memang menjadi salah satu daerah dengan dampak paling parah akibat banjir ini.
Korban tersebut adalah seorang anak berusia 11 tahun dan seorang balita berusia 11 bulan. Keduanya diduga jatuh saat sedang mandi di sungai dan akhirnya tenggelam.
“Tim reaksi cepat BPBD Sambas telah berhasil menemukan jasad kedua korban di Sungai Dusun Darussalam, Kabupaten Sambas, pada Rabu (29/01/2025),” ungkap Abdul. Penemuan ini menjadi titik duka bagi masyarakat setempat yang sudah mulai berjuang menghadapi dampak banjir yang terus meluas.
Hingga kini, banjir yang dimulai sejak Rabu (22/01/2025) tersebut telah merendam 42 desa yang tersebar di 11 kelurahan di Kabupaten Sambas.
Data yang dihimpun BNPB menunjukkan bahwa 9.504 rumah terendam, dengan total korban terdampak sebanyak 12.564 kepala keluarga.
Selain Kabupaten Sambas, banjir juga mulai menyebar ke wilayah lainnya di Kalimantan Barat, seperti Kabupaten Sanggau, Landak, dan Mempawah.
Di Kabupaten Sanggau, tercatat sekitar 4.055 kepala keluarga terdampak, dengan ketinggian air yang terus meningkat hingga menutup akses jalan lintas nasional Indonesia-Malaysia di Beduai.
Sementara itu, untuk Kabupaten Landak dan Mempawah, tim gabungan masih melakukan pendataan lebih lanjut terkait dampak banjir yang terjadi.
Pendataan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi di wilayah-wilayah tersebut.
Dalam menghadapi bencana ini, Abdul Muhari menegaskan bahwa BNPB terus memantau perkembangan situasi di lapangan dan memberikan pendampingan kepada daerah-daerah yang terdampak.
Langkah tanggap darurat yang telah dilakukan meliputi distribusi bantuan logistik, penyediaan tempat pengungsian bagi warga yang terdampak, serta pendanaan operasional untuk tim petugas yang bertugas di lapangan.
“Kami bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan bantuan yang dibutuhkan oleh masyarakat terdampak dapat segera disalurkan,” kata Abdul, seraya mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas setempat.
Hingga saat ini, tim gabungan yang terdiri dari berbagai instansi terkait masih berjaga-jaga untuk mengantisipasi kemungkinan dampak lebih lanjut dari banjir yang melanda Kalimantan Barat.
Pemerintah daerah, bersama BNPB, terus berkoordinasi untuk menangani bencana ini dengan maksimal dan memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh masyarakat yang terdampak. []
Redaksi03