Banjir & Jalan Ambles, Pendidikan di Basirih 10 Terabaikan

BANJARMASIN – Potret perjuangan murid SDN Basirih 10 Banjarmasin kembali mengemuka di media sosial. Banjir rob yang kerap datang dan kondisi jalan yang rusak bertahun-tahun membuat perjalanan para pelajar ini berubah menjadi tantangan harian.

Setiap pagi, siswa SDN Basirih 10 harus melalui jalan setapak yang tergenang air pasang. Selain air yang naik hingga menutup sebagian permukaan tanah, kondisi jalan yang rusak parah membuat perjalanan menuju sekolah penuh risiko. Harapan besar pun disampaikan pihak sekolah dan orangtua agar pemerintah segera menghadirkan perbaikan nyata.

Di media sosial, unggahan akun Instagram @habarbjm pada Jumat (14/11/2025) memperlihatkan bagaimana banjir rob musiman memaksa murid-murid kecil itu berjalan lebih hati-hati. Dalam video tampak anak-anak berseragam lengkap, namun terpaksa menanggalkan sepatu dan menggantinya dengan sandal agar bisa melintasi air bercampur lumpur.

Tak sedikit seragam mereka kotor akibat cipratan air keruh ketika melangkah. Kondisi jalan yang licin membuat para murid saling memegang tangan agar tidak terjatuh ke kubangan lumpur. Parahnya, beberapa titik jalan bahkan dipenuhi rerumputan yang tumbuh tinggi hingga melewati badan mereka.

“Untuk ibu Ananda, baiki akan jalan di sekolahan supaya ulun kada menapas sepatu lagi,” ucap seorang murid perempuan, berharap suaranya sampai kepada pihak berwenang.

Bahkan ketika banjir rob tidak datang, jalan menuju SDN Basirih 10 tetap memprihatinkan. Dalam unggahan Instagram @habarbjm pada Sabtu (08/11/2025), terlihat anak-anak ini berangkat sekolah menggunakan sandal karena sepatu akan rusak bila dipaksakan melewati lumpur.

Kubangan yang menutupi hampir seluruh ruas jalan memaksa mereka menembus lumpur untuk sampai tepat waktu. Seragam yang mereka kenakan pun sering kali menjadi korban.

Kondisi tersebut bukan hanya menyulitkan murid, tetapi juga berdampak pada minat masyarakat untuk menyekolahkan anak di SDN 10 Basirih. Akses jalan yang dibangun pada 2023 kini rusak parah akibat terkikis air sungai dan tak bisa lagi dilalui kendaraan.

Untuk tahun ajaran 2025/2026, sekolah hanya menerima empat peserta didik baru. Kepala SDN 10 Basirih, Hj Irnawati, S.Pd, M.Pd, menyebut kerusakan jalan sebagai hambatan utama.

“Jalan dibangun 2023, tapi karena siringnya tak kuat menahan luapan sungai, jalan terus terkikis. Sekarang kendaraan tak bisa masuk sama sekali,” jelasnya.

Ia menambahkan, tekstur tanah yang lunak membuat roda kendaraan langsung tenggelam. Saat siang hari, permukaan sungai naik dan menenggelamkan badan jalan.

“Kalau sudah masuk waktu zuhur, air naik dan jalan terendam. Semakin tidak bisa dilewati kendaraan,” ujarnya.

Sebelum 2023, guru dan murid bahkan harus menggunakan kelotok menyusuri sungai untuk mencapai sekolah. Meski akses darat sudah dibangun, jalan kini kembali tergerus aliran sungai hingga tidak dapat dilalui kendaraan. []

Fajar Hidayat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com