Banjir Krayan Nunukan Rendam Jembatan dan Rumah, 23 Warga Mengungsi

NUNUKAN – Curah hujan tinggi di perbatasan Indonesia-Malaysia memicu banjir bandang yang menerjang tiga desa di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu (17/05/2025). Air setinggi 80-100 sentimeter menyapu jembatan, jalan desa, dan merusak enam rumah warga, salah satunya hanyut terbawa arus.

Kepala BPBD Nunukan Arief Budiman mengonfirmasi, banjir yang berawal dari luapan sungai akibat hujan deras sejak Jumat (16/05/2025) malam itu paling parah melanda Desa Buduk Kinangan, Pa Rupai, dan Buduk Tumuh. “Satu rumah hanyut, lima lainnya rusak berat. Seluruh korban telah dievakuasi ke rumah kerabat, meski satu KK masih mengungsi,” ujarnya kepada Media, Senin (19/05/2025).

Sebanyak 23 warga dari enam kepala keluarga terdampak terpaksa meninggalkan rumah saat air mulai memenuhi pemukiman. Fasilitas umum seperti jembatan kayu penghubung antardesa dan jalan tani juga ikut rusak, mengisolasi akses logistik. “Tim gabungan TNI, Polri, Satpol PP, dan relawan bergerak cepat membersihkan lumpur dan puing di fasilitas publik,” tambah Arief.

Banjir ini mengungkap kerentanan infrastruktur di wilayah terpencil. Jembatan desa yang rata-rata berkonstruksi kayu tidak mampu menahan derasnya arus. Data BPBD menunjukkan, lima titik jembatan dan jalan desa di tiga kampung mengalami kerusakan struktural. “Pemulihan akses transportasi jadi prioritas untuk distribusi bantuan,” tegas Arief.

Warga yang kembali ke rumah pascapenurunan permukaan air pada Minggu (18/05/2025) masih waspada. “Kami khawatir hujan lebat kembali terjadi. Sungai di sini cepat meluap jika hujan turun lebih dari enam jam,” kata Markus, warga Buduk Kinangan yang rumahnya terendam 90 sentimeter.

BPBD Nunukan terus memantau ketinggian air sungai dan memberikan peringatan dini ke desa-desa lain di hilir. “Masyarakat diimbau tidak beraktivitas di dekat sungai selama curah hujan masih tinggi. Kami juga menyiapkan posko darurat jika banjir susulan terjadi,” jelas Arief.

Bencana ini menyoroti minimnya infrastruktur pengendali banjir di Krayan yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia. Wilayah ini kerap dilanda banjir bandang selama musim hujan akibat topografi berbukit dan aliran sungai deras. Tahun 2023, banjir serupa merendam 12 rumah di Desa Long Midang dengan kerugian materi mencapai Rp1,2 miliar. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X