SYDNEY – Wilayah timur Australia masih terus diguyur hujan deras hingga Kamis (22/5), memasuki hari kedua bencana banjir yang telah membuat hampir 50.000 penduduk terpaksa mengungsi. Beberapa sungai meluap dan membanjiri kawasan pemukiman serta infrastruktur, menyebabkan akses terputus dan menelan korban jiwa.
Di wilayah Mid North Coast, sekitar 400 kilometer di utara Sydney, polisi menemukan jenazah seorang pria berusia 63 tahun di dalam rumah yang terendam air. Daerah ini dikenal sebagai kawasan yang dipenuhi sungai, perbukitan terjal, dan lembah subur, namun kini berubah menjadi zona darurat. Pihak berwenang pun meluncurkan operasi pencarian dan penyelamatan berskala besar.
Sejumlah warga dilaporkan menyelamatkan diri dengan menaiki atap mobil, rumah, dan jembatan jalan raya ketika gelombang air berlumpur datang tiba-tiba. Hujan yang turun selama dua hari terakhir telah melebihi akumulasi curah hujan empat bulan. Perdana Menteri negara bagian, Chris Minns, mengatakan bahwa pihaknya bersiap menghadapi kondisi yang lebih buruk. “Saya juga harus mengatakan bahwa kami bersiap menghadapi lebih banyak berita buruk dalam 24 jam ke depan. Bencana alam ini sangat mengerikan bagi masyarakat ini,” ujarnya kepada media.
Kota Kempsey di tepi Sungai Macleay terputus total akibat banjir. Wali Kota Kinne Ring menyatakan bahwa suara hujan kini tidak lagi menenangkan, melainkan menimbulkan ketakutan. “Anda sering berpikir hujan di atap seng akan menenangkan, tetapi sekarang, hujan itu memekakkan telinga dan mengerikan,” katanya.
Di wilayah lain, seperti kota Taree yang terletak sekitar 140 kilometer dari Kempsey, warga turut merasakan dampaknya. Jeremy Thornton, pemilik usaha lokal, menggambarkan banjir kali ini sebagai yang paling menyakitkan. “Cukup sulit, kami mengalami beberapa momen buruk tetapi Anda harus tabah dan terus maju,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa suara hujan, helikopter, dan sirene terus menghantui ingatan mereka.
Otoritas setempat menyebut bahwa ribuan orang mungkin masih terputus aksesnya akibat sungai yang belum surut. Tiga orang dilaporkan hilang dan dikhawatirkan dalam kondisi bahaya. Polisi menyampaikan bahwa pasangan lanjut usia sempat menyelamatkan diri ke atap kendaraan sebelum dievakuasi menggunakan helikopter. Di lokasi lain, penyelamatan dilakukan di jembatan jalan raya dengan bantuan helikopter Seahawk milik angkatan laut.
Bencana ini terjadi di tengah peringatan dari para ilmuwan terkait dampak perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem semakin sering terjadi. Biro Meteorologi Australia menyatakan bahwa suhu laut yang luar biasa hangat telah meningkatkan kelembapan udara dan berkontribusi terhadap curah hujan yang ekstrem. “Saya kira tidak perlu diragukan lagi bahwa perubahan iklim berdampak signifikan pada peristiwa cuaca di seluruh dunia,” ucap Menteri Manajemen Darurat, Kristy McBain. “Di Australia, kami tidak kebal terhadap hal itu. Kami melihat lebih banyak kejadian dahsyat seperti ini terjadi lebih sering.”
Sebanyak 2.500 petugas tanggap darurat telah dikerahkan, didukung perahu penyelamat, helikopter, dan ratusan drone untuk pencarian. Meski upaya evakuasi dan penyelamatan terus berlangsung, Biro Meteorologi memperkirakan bahwa kondisi belum akan membaik hingga setidaknya hari Jumat. McBain menegaskan bahwa situasi belum mencapai titik aman. “Kita belum melewati masa terburuknya,” katanya. []
Redaksi11