NUNUKAN – Derasnya hujan yang mengguyur Pulau Sebatik sejak Selasa malam (11/11/2025) memicu banjir besar yang melumpuhkan aktivitas warga di sedikitnya lima kecamatan. Banjir paling parah melanda Kecamatan Sebatik Timur dan Sebatik Tengah, dengan genangan air menutup akses jalan utama, merendam fasilitas umum, serta menghentikan roda perekonomian masyarakat.
Camat Sebatik Timur, H. Andi Joni, mengatakan hujan berintensitas tinggi sejak malam hari membuat air meluap ke pemukiman. “Banjir kali ini cukup parah karena hampir seluruh wilayah terdampak. Aktivitas ekonomi lumpuh total, toko-toko tutup, dan pelayanan publik seperti puskesmas serta kantor desa ikut terendam,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (12/11/2025).
Tak hanya ekonomi, dunia pendidikan juga ikut lumpuh. Sejumlah sekolah dasar hingga pondok pesantren tidak dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar karena ruang kelas tergenang air. “Ya, ada beberapa sekolah dan satu pesantren yang tidak bisa beroperasi hari ini. Siswa sementara kami liburkan sambil menunggu kondisi membaik,” tambahnya.
Evakuasi sementara dilakukan secara mandiri oleh warga dengan dukungan aparat desa dan kecamatan. Namun, minimnya peralatan evakuasi serta fasilitas kesehatan membuat penanganan di lapangan belum optimal. “Fasilitas kesehatan hanya satu, yaitu Puskesmas di Sungai Nyamuk, dan itu pun ikut terdampak. Kami berupaya agar layanan darurat tetap bisa berjalan,” kata Andi Joni.
Ia menjelaskan, banjir terjadi akibat tingginya curah hujan yang disertai pasang air laut, sehingga air tidak dapat mengalir keluar. Kondisi drainase yang buruk memperparah genangan di berbagai titik. “Air hujan meluap karena tidak tertampung di saluran yang ada, sementara air laut juga sedang pasang,” jelasnya.
Sementara itu, Kasubid Informasi BPBD Nunukan, Basir, menyebutkan banjir mulai terjadi sejak Rabu (12/11/2025) pukul 05.11 WITA, setelah hujan deras mengguyur sejak pukul 03.25 WITA. “Data sementara hingga pukul 12.00 WITA, sedikitnya 20 rumah warga terendam, satu kantor desa, satu sarana ibadah, lima sekolah, satu puskesmas, dan satu pondok pesantren terdampak banjir,” ujarnya.
BPBD Nunukan bersama tim kecamatan dan pemerintah desa langsung turun membantu warga mengevakuasi barang dan keluarga yang terdampak. Sejumlah peralatan seperti perahu karet dan kendaraan dinas dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi. Namun, keterbatasan mesin pompa menjadi kendala utama. “Kebutuhan mendesak di lapangan saat ini adalah pompanisasi rumah-rumah warga agar aktivitas bisa kembali normal. Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menambah peralatan,” jelas Basir.
BPBD juga menyiapkan langkah lanjutan berupa pemantauan kondisi cuaca, air pasang, dan pendataan kerusakan. Tim teknis bersama aparat kecamatan akan melanjutkan kegiatan pompanisasi serta penyaluran bantuan darurat bila diperlukan.
Pemerintah Kecamatan Sebatik Timur mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi hujan susulan. “Ya, kami minta warga tidak panik, tetap waspada, dan segera melapor bila ada kondisi darurat. Pemerintah bersama BPBD terus bekerja untuk menanggulangi dampak banjir ini,” tegas Andi Joni.
Banjir besar kali ini juga menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Nunukan, yang tengah menyiapkan rencana jangka panjang untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Program perbaikan drainase, pembangunan tanggul, dan pemasangan sistem pompa air permanen sedang dikaji sebagai solusi permanen bagi kawasan pesisir Sebatik. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan