HAT YAI — Banjir besar yang melanda sembilan provinsi di Thailand selatan tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga memicu persoalan keamanan di sejumlah wilayah terdampak. Hingga Sabtu (29/11/2025), sebanyak 145 korban dilaporkan meninggal dunia akibat bencana tersebut. Dari keseluruhan wilayah terdampak, Kota Hat Yai di Provinsi Songkhla menjadi daerah yang mengalami kerusakan paling parah.
Kota Hat Yai yang berpenduduk lebih dari 243 ribu jiwa itu mencatat 110 korban meninggal. Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut selama tiga hari berturut-turut mengakibatkan banjir besar dengan ketinggian air mencapai tiga meter, menenggelamkan pemukiman, fasilitas publik, serta berbagai infrastruktur vital.
Berdasarkan penilaian awal dari GISTDA, banjir telah merusak lebih dari 33.000 rumah di Hat Yai dan sekitarnya. Selain itu, lima rumah sakit, 58 sekolah, serta lebih dari 700 kilometer jalan dilaporkan rusak akibat terendam air. Kerusakan yang luas ini menekan kapasitas layanan darurat dan membuat evakuasi warga menjadi semakin sulit.
Namun bencana tersebut tidak hanya memunculkan kerugian fisik. Ketika sebagian warga terpaksa mengungsi, tindakan kriminal berupa penjarahan mulai bermunculan di sejumlah titik. Dikutip dari Bangkok Post, penjarahan dilaporkan terjadi di beberapa bagian Hat Yai saat banjir mulai surut. Rumah-rumah yang ditinggalkan warga menjadi sasaran empuk para pelaku.
Sebuah laman Facebook bernama Army Military Force mengunggah video yang memperlihatkan sekelompok orang membobol gerbong kereta barang di Stasiun Hat Yai dan mengambil kotak bir Chang. Insiden serupa juga terjadi di pusat distribusi milik Boonrawd Brewery, tempat para penjarah mencuri peti bir Leo dan Singha. Menanggapi hal ini, Piti Bhirombhakdi, wakil presiden eksekutif Boonrawd Brewery, menegaskan bahwa prioritas perusahaan saat ini adalah membantu warga terdampak bencana, seraya memastikan tindakan hukum akan dilakukan kemudian.
Pada Kamis, seorang pria juga mengaku melalui unggahan Facebook bahwa ia telah menjarah minuman, rokok, dan berbagai barang lain dari salah satu gerai 7-Eleven yang ia sebut berada di “Distrik 8”. Mayor Jenderal Polisi Siriwat Deepor, Wakil Juru Bicara Kepolisian Kerajaan Thailand, mengonfirmasi bahwa toko swalayan tersebut memang dijarah pada Kamis malam oleh sekelompok orang. Meski petugas segera menuju lokasi setelah menerima laporan, para pelaku telah melarikan diri sebelum aparat tiba.
Situasi ini menambah beban pemerintah Thailand yang kini harus menangani dua krisis sekaligus: bencana alam berskala besar dan gangguan keamanan yang muncul sebagai konsekuensinya. Penanganan dan pemulihan masih terus dilakukan, sementara aparat keamanan berupaya menjaga ketertiban agar warga yang terdampak tidak semakin dirugikan di tengah kondisi darurat. []
Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan