BULUNGAN – Program ketahanan pangan kembali menjadi perhatian utama di Kalimantan Utara (Kaltara). Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menyalurkan dukungan senilai Rp500 miliar bagi provinsi termuda di Indonesia ini. Namun, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara, Heri Rudiono, menegaskan bahwa dukungan tersebut tidak berupa dana yang ditransfer langsung ke daerah, melainkan diwujudkan dalam bentuk program.
“Dana dari Pak Menteri Pertanian Rp500 miliar itu ada yang dikelola lewat dana dari pusat ke provinsi melalui optimasi lahan dan cetak sawah,” ujar Heri Rudiono, Senin (15/09/2025).
Ia menjelaskan, target besar telah diberikan kepada Kaltara, yakni mewujudkan swasembada pangan. Sebagai wilayah perbatasan dengan potensi lahan luas, Kaltara dianggap strategis dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Karena itu, pemerintah pusat tidak hanya memberikan instruksi, tetapi juga menggelontorkan dukungan program berskala besar.
Menurut Heri, dari total Rp500 miliar tersebut, sebagian diarahkan melalui pemerintah provinsi dengan fokus pada optimasi lahan seluas 10.258 hektare serta pencetakan sawah baru di atas 7.000 hektare. Sementara itu, bantuan lain berupa benih, pupuk, dan alat mesin pertanian (alsintan) disalurkan langsung oleh Kementan ke kelompok-kelompok tani melalui Brigade Alsintan.
“Jadi Rp500 miliar itu akumulasi seluruh program pusat, bukan dana yang diberikan langsung ke pemerintah provinsi. Bentuknya berupa program, bantuan alat, benih, hingga pupuk,” tegas Heri.
Heri mengungkapkan, realisasi optimasi lahan hingga pertengahan September sudah mencapai sekitar 8.000 hektare. Angka ini menunjukkan perkembangan signifikan dalam waktu relatif singkat. Sementara untuk program cetak sawah baru, persiapan hampir rampung dan dijadwalkan akan diluncurkan pada akhir September.
“Insya Allah tanggal 29 nanti kita akan launching cetak sawah sekaligus tanam perdana di Tarakan. Rencananya Pak Gubernur juga akan mengundang langsung Pak Menteri untuk hadir dalam kegiatan tersebut,” kata Heri.
Peluncuran di Tarakan ini dinilai istimewa karena menggunakan pola baru. Jika sebelumnya proses penyusunan Studi Investigasi Detail (SID) dilakukan terpisah dari kegiatan pencetakan sawah, tahun ini kedua tahapan itu digabung agar lebih efisien.
“Makanya dengan arahan pimpinan, kita langsung laksanakan. Harapannya bisa menjadi contoh bagi program serupa di tahun-tahun mendatang,” tambah Heri.
Program Rp500 miliar dari Kementan ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk mempercepat pencapaian swasembada pangan. Dengan posisi Kaltara yang berbatasan langsung dengan Malaysia, keberhasilan di provinsi ini akan memberi dampak besar tidak hanya bagi kebutuhan lokal, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional.
Selain itu, bantuan berupa benih, pupuk, dan alsintan diharapkan mampu mengurangi beban petani, terutama dalam menghadapi kenaikan biaya produksi. Brigade Alsintan yang dibentuk Kementan akan menjadi penghubung langsung antara pemerintah pusat dengan kelompok tani, sehingga bantuan dapat lebih tepat sasaran.
Meski program besar ini tengah berjalan, tantangan di lapangan tetap ada. Mulai dari kondisi lahan yang beragam, keterbatasan tenaga kerja pertanian, hingga faktor cuaca yang tidak menentu. Namun, dengan dukungan anggaran dan pendampingan dari pusat, Heri optimistis Kaltara bisa menjadi salah satu motor penggerak swasembada pangan di kawasan timur Indonesia.
Di sisi lain, program ini juga menjadi kesempatan emas bagi Kaltara untuk memperkuat kelembagaan pertanian daerah. Sinergi antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, kelompok tani, dan pemerintah pusat mutlak diperlukan agar realisasi target berjalan sesuai harapan.
Masyarakat tani sendiri disebut mulai merasakan dampak dari program pusat. Akses terhadap benih unggul, pupuk, dan alat mesin modern diharapkan bisa meningkatkan produktivitas sekaligus daya saing petani di daerah perbatasan.
Dengan langkah konkret ini, Kaltara diharapkan mampu memberi kontribusi lebih besar terhadap ketahanan pangan nasional. Tidak hanya memenuhi kebutuhan daerah, tetapi juga ikut menjaga stabilitas pangan Indonesia. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan