KUALA LUMPUR – Pemerintah Malaysia memutuskan untuk menangguhkan pencarian puing-puing pesawat Malaysia Airlines MH370, hanya beberapa minggu setelah misi pencarian baru dimulai. Keputusan tersebut diumumkan pada Rabu (04/04/2025), oleh Menteri Perhubungan Malaysia, Anthony Loke Siew Fook, yang mengatakan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk melanjutkan operasi pencarian.
Misi pencarian yang sebelumnya dimulai dengan kesepakatan antara pemerintah Malaysia dan perusahaan eksplorasi Ocean Infinity bertujuan untuk menemukan bukti keberadaan pesawat Boeing 777 yang hilang lebih dari satu dekade lalu. Misi ini menargetkan area seluas 15.000 kilometer persegi di Samudra Hindia bagian selatan, dengan harapan dapat memberikan wawasan baru terkait peristiwa menghilangnya pesawat tersebut.
Pesawat MH370 menghilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret 2014, dan hingga kini puing-puingnya sebagian besar belum ditemukan. Kejadian ini menyisakan rasa penasaran dan keinginan kuat dari keluarga penumpang yang ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sejumlah ahli telah mengemukakan berbagai teori mengenai kemungkinan penyebab hilangnya pesawat, meskipun bukti konkret belum ditemukan.
Loke sebelumnya memberikan harapan baru dengan mengumumkan bahwa Ocean Infinity akan menerima pembayaran sebesar 70 juta dolar AS jika bangkai pesawat ditemukan.
“Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan operasi pencarian dan memberikan kepastian bagi keluarga penumpang MH370,” ujarnya saat mengumumkan dimulainya misi pencarian baru.
Namun, dalam perkembangan terbaru, pihak berwenang mengungkapkan bahwa pencarian untuk sementara waktu dihentikan. Loke menjelaskan bahwa faktor cuaca buruk di wilayah pencarian menjadi alasan utama penundaan ini. “Saat ini bukan musimnya,” kata Loke, merujuk pada kondisi laut yang bergelora dan angin kencang yang menghambat operasi pencarian.
Menurut laporan Aviation Source News, peralatan yang digunakan oleh Ocean Infinity juga terpengaruh oleh kondisi alam yang tidak dapat diprediksi, membuat pencarian semakin sulit dilaksanakan. Ketika pencarian dilanjutkan, perusahaan akan kembali menggunakan kendaraan bawah air otonom (AUV) untuk mencari bukti pesawat yang hilang di dasar laut. Kendaraan ini mampu menyelam hingga kedalaman lebih dari tiga mil dan dapat beroperasi dengan kendali dari pusat operasi di Southampton, Inggris.
Ocean Infinity berharap dapat melanjutkan pencarian pada akhir tahun ini, dengan fokus pada empat lokasi yang telah diidentifikasi sebagai tempat potensial kecelakaan. []
Redaksi03