MAHAKAM ULU — Persoalan distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Mahakam Ulu kembali menjadi perhatian. Meski Pertamina mengklaim bahwa kuota BBM untuk daerah tersebut masih mencukupi, fakta di lapangan menunjukkan antrean panjang masih terjadi di sejumlah titik pengisian.
Wakil Bupati Mahakam Ulu, Yohanes Avun, menilai bahwa penyebab kelangkaan bukan terletak pada jumlah pasokan, melainkan pada distribusi yang dinilai tidak tepat sasaran. Ia mengungkapkan bahwa dalam waktu singkat setelah BBM sampai ke Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) atau SPBU, stok sudah langsung habis.
“Ini perlu dipertanyakan. Agar distribusinya benar dan masyarakat bisa menikmati BBM sebagaimana mestinya, pihak APMS harus bekerja dengan jujur. Kalau tidak, perlu keterlibatan aparat untuk menelusuri ke mana saja BBM itu disalurkan,” tegas Yohanes saat dihubungi, Senin (14/04/2025).
Wabup juga menyoroti dugaan penjualan BBM ke pihak-pihak yang tidak seharusnya, seperti pengecer maupun perusahaan, yang kemudian menjual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Ia meminta agar praktik semacam ini segera dikendalikan, mengingat dampaknya yang memberatkan masyarakat.
“Kalau memang dijual ke pengecer, jangan sampai harganya memberatkan masyarakat. Sekarang ini harga di pengecer sudah tidak wajar. Ini harus jadi perhatian kita semua,” ujarnya.
Selain distribusi dan harga, Yohanes juga mengungkapkan kekhawatiran soal kualitas BBM. Ia menyebut telah menerima sejumlah laporan dari warga mengenai bahan bakar yang bercampur air hingga menimbulkan bau menyengat. Situasi ini, menurutnya, semakin merugikan masyarakat yang sudah kesulitan mendapat pasokan BBM layak.
Di sisi lain, Wabup menyambut baik hadirnya Kapolres Mahakam Ulu yang baru. Ia berharap kehadiran pimpinan Polres yang baru ini mampu memperkuat koordinasi antarinstansi dalam menangani persoalan distribusi dan pengawasan BBM di wilayah perbatasan tersebut.
“Dengan adanya Kapolres baru, saya berharap ada komunikasi dan kerja sama yang lebih baik dengan pemerintah. Supaya BBM di Mahulu ini tetap tersedia, harganya normal, dan kualitasnya terjaga,” tutupnya.
Masalah kelangkaan dan kualitas BBM di Mahakam Ulu bukan hanya menyangkut konsumsi harian, tetapi juga memengaruhi mobilitas masyarakat, aktivitas usaha, dan distribusi logistik di kawasan terpencil tersebut. Pemerintah daerah berharap langkah konkret segera diambil untuk menjamin pemerataan distribusi dan menjaga kepercayaan publik. []
Redaksi03