BBM Malaysia di Nunukan Melonjak Tinggi

NUNUKAN – Penutupan pintu sempadan Ba Kelalan, yang menghubungkan Serawak, Malaysia dengan wilayah Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengakibatkan kelangkaan barang kebutuhan pokok (bapok) dan bahan bakar minyak (BBM) di dataran tinggi Krayan. Kejadian ini mulai dirasakan sejak Jumat (28/02/2025), dan diperkirakan akan berlangsung hingga 3 Maret 2025, sesuai dengan surat edaran dari pihak Kampung Puneng Kelalan, Ba Kelalan, Lawas, Serawak, Malaysia.

Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli, mengungkapkan bahwa penutupan pintu sempadan tersebut disebabkan oleh perbaikan jalan. Akibatnya, jalur pasokan barang dari Serawak yang biasa dilalui warga Krayan untuk mendapatkan kebutuhan pokok dan BBM, terganggu.

Di wilayah Krayan, kebutuhan bapok dan BBM sebagian besar dipasok dari Serawak, Malaysia, mengingat terbatasnya pasokan yang tersedia dari daerah lain seperti Nunukan, Tarakan, dan Malinau.

Salah satu dampak langsung dari penutupan pintu sempadan ini adalah kelangkaan sejumlah barang, termasuk gula pasir, kopi, minyak goreng, dan telur ayam. Harga barang-barang ini pun meroket. Gula pasir, yang sebelumnya dijual dengan harga normal Rp23.000 per kilogram, kini melonjak menjadi Rp30.000 per kilogram. Telur ayam juga mengalami kenaikan signifikan, dari Rp80.000 per rak menjadi Rp100.000 per rak.

Selain itu, harga BBM yang biasanya dijual dengan harga lebih terjangkau, kini turut naik drastis. Bensin yang sebelumnya dihargai Rp17.000 per liter, kini dibanderol hingga Rp30.000 per liter. Meskipun Krayan memiliki SPBU yang menjual BBM dengan harga murah, stok yang terbatas membuat masyarakat kesulitan mendapatkan pasokan yang cukup. Dalam satu kali pengiriman, SPBU di Krayan hanya dapat menerima pasokan BBM sekitar 500 hingga 900 liter saja, sementara kebutuhan warga sangat besar.

Melihat situasi ini, masyarakat Krayan Selatan melakukan aksi demonstrasi pada 27 Februari 2025, menuntut agar pemerintah pusat menarik kebijakan moratorium dan menjadikan Krayan sebagai wilayah Daerah Otonom Baru (DOB). Sebab, 70 persen kebutuhan primer dan sekunder warga Krayan dipasok dari wilayah Serawak, Malaysia.

Oktavianus menegaskan, keberadaan pintu sempadan ini sangat vital bagi perekonomian dan kelangsungan hidup masyarakat Krayan, mengingat ketergantungan mereka pada barang-barang yang dipasok dari luar daerah. Dengan demikian, penutupan pintu sempadan telah memberikan dampak besar terhadap harga dan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok di wilayah tersebut.

Kondisi ini menunjukkan urgensi bagi pemerintah untuk segera mencari solusi agar masyarakat Krayan dapat terus mengakses kebutuhan pokok dengan harga yang wajar, serta memastikan pasokan BBM yang cukup demi kelancaran kehidupan sehari-hari mereka. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com