MALINAU — Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite memicu kepanikan massal di Malinau, Kalimantan Utara. Fenomena panic buying tak hanya terjadi di SPBU, tetapi merembet hingga Pertashop dan pom mini, Selasa (16/12/2025), memunculkan antrean panjang warga sejak pagi.
Pantauan di lapangan menunjukkan, hingga siang hari stok Pertalite di tingkat pengecer nyaris ludes total. Kondisi ini mendorong warga berbondong-bondong berburu BBM, bahkan membawa jeriken dan wadah tampung berkapasitas besar sebagai langkah antisipasi.
Salah satu titik antrean panjang terlihat di pom mini Jalan Raja Alam, Malinau Kota. Antrean tidak hanya diisi warga setempat, tetapi juga pengendara dari luar daerah, termasuk Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan.
Ridwan, warga Malinau yang ikut mengantre, mengaku baru kali ini menyaksikan antrean BBM di tingkat pengecer terjadi begitu panjang dan masif. “Memang lagi susah. Saya tadi keliling cari yang botolan sudah habis. Pom mini tinggal ini, sama ada beberapa itu pun mau habis,” katanya ditemui di sela antrean, Selasa (16/12/2025).
Menurut Ridwan, fenomena yang biasanya identik dengan SPBU kini justru bergeser ke pom mini dan pengecer, menandakan situasi pasokan yang tidak normal.
Situasi ini diperparah oleh beredarnya informasi di berbagai grup pesan instan yang menyebutkan kelangkaan Pertalite diperkirakan akan berlangsung hingga Natal dan Tahun Baru 2026. Informasi tersebut, meski belum dikonfirmasi secara resmi, telah memicu kepanikan warga.
Ridwan mengakui dirinya juga menerima kabar serupa dari grup WhatsApp. “Intinya kita jaga-jaga. Jangan sampai kehabisan. Selain isi motor, saya isi juga di botol. Mungkin saja benar info itu,” katanya.
Pemandangan warga membawa jeriken berukuran 5 liter hingga 35 liter menjadi hal lumrah di sejumlah titik pom mini. Warga dari Mansalong, Kecamatan Lumbis, bahkan rela menempuh perjalanan jauh demi mendapatkan Pertalite.
Kekhawatiran masyarakat tidak hanya soal BBM, tetapi juga dampak lanjutan terhadap harga kebutuhan pokok. “Kayaknya perlu segera ditangani. Karena ini mau tahun baru. Kalau BBM naik, pasti barang-barang juga naik,” kata Obi, warga asal Mansalong.
Kelangkaan BBM menjelang momen besar seperti Natal dan Tahun Baru dinilai berpotensi memicu gejolak ekonomi lokal, mulai dari kenaikan ongkos transportasi hingga harga bahan pangan.
Warga berharap pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait segera turun tangan untuk memastikan pasokan BBM kembali normal, guna meredam kepanikan dan mencegah dampak yang lebih luas di tengah masyarakat. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan