NEW DELHI – Upaya menjaga ketersediaan obat generik di Eropa semakin menguat setelah pemerintah Belanda menyampaikan dorongan agar impor obat dari India ditingkatkan. Langkah ini dinilai strategis untuk memperluas rantai pasok sekaligus mengurangi risiko ketergantungan pada satu pemasok.
Seruan tersebut mengemuka pada pameran farmasi internasional di New Delhi, Jumat (05/09/2025). Dalam forum itu, pejabat kesehatan Belanda dan perwakilan industri farmasi menekankan pentingnya peran India yang selama ini dikenal sebagai “farmasi dunia”.
India tercatat mengekspor obat senilai US$ 616 juta ke Belanda sepanjang tahun fiskal 2025. Angka tersebut menempatkan Belanda di posisi ketujuh sebagai pasar ekspor terbesar India, setelah Amerika Serikat yang masih menjadi tujuan utama walau menghadapi tekanan tarif.
Sebagian besar obat yang dikirim India berbentuk generik, yakni versi dengan harga lebih terjangkau dari obat bermerek. Tren ini sesuai dengan kebutuhan pasar Belanda.
“Sekitar 80% resep tahunan di Belanda adalah obat generik. Artinya, empat dari lima obat yang digunakan pasien merupakan obat generik,” jelas Kayleigh van Winssen, Deputi Direktur Urusan Farmasi di Kementerian Kesehatan Belanda. Ia menambahkan, lebih dari 22.000 obat saat ini telah disetujui penggunaannya di Belanda.
Delegasi Belanda melihat situasi terkini memerlukan diversifikasi pasokan. Mereka mengajak produsen India memperluas ekspor ke berbagai terapi, mengingat registrasi obat generik di Belanda menurun hingga 50% dalam lima tahun terakhir. Penurunan itu membuat variasi obat di pasaran semakin terbatas.
Kekhawatiran serupa juga diungkapkan Leon Tinke, Managing Director BENU, jaringan apotek terbesar di Belanda. “Penurunan jumlah obat generik berpotensi membatasi akses pasien. Hal ini harus segera diantisipasi dengan memperkuat kerja sama,” ujarnya.
Selain perdagangan, kedua negara juga melangkah lebih jauh lewat kerja sama regulasi. India dan Belanda sepakat meningkatkan kapasitas pengawasan obat dengan melatih inspektur farmasi asal India.
“Inspektur India, baik dari tingkat nasional maupun negara bagian, sedang mengikuti pelatihan di Belanda. Pelatihan pertama telah dilaksanakan pada Januari dan beberapa sesi tambahan akan segera menyusul,” kata Winssen.
Kerja sama pelatihan tersebut diharapkan memberi standar yang lebih seragam dalam pengawasan kualitas obat. Pemerintah Belanda juga tengah menimbang cara memperluas informasi yang bisa diakses perusahaan farmasi guna meningkatkan transparansi sekaligus memberikan kepastian regulasi.
Bagi India, peluang ini menjadi bukti bahwa produk farmasi generiknya terus dipercaya secara global. Sementara bagi Belanda, kemitraan ini dianggap langkah penting untuk memastikan ketersediaan obat terjangkau bagi warganya di tengah dinamika pasar farmasi internasional. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan