PAKISTAN – Situasi keamanan di Provinsi Balochistan kembali bergejolak setelah rentetan ledakan mengguncang wilayah yang dikenal rawan konflik tersebut. Pada Jumat (19/09/2025), ledakan terbaru dilaporkan menewaskan sedikitnya 11 orang. Hingga kini, otoritas setempat masih menelusuri penyebab pasti insiden mematikan itu.
Balochistan dalam beberapa hari terakhir menjadi sorotan akibat meningkatnya aktivitas kelompok bersenjata. Sehari sebelum kejadian, sebuah serangan bom bunuh diri dengan menggunakan mobil penuh bahan peledak diarahkan ke pasukan paramiliter di Dasht. Ledakan tersebut merenggut lima korban jiwa, termasuk anggota militer.
Tidak lama setelah serangan itu, kelompok separatis Tentara Pembebasan Baloch mengaku bertanggung jawab, sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP. Pernyataan ini memperkuat dugaan bahwa gelombang serangan dalam sepekan terakhir merupakan bagian dari upaya kelompok separatis untuk menunjukkan eksistensinya.
Pejabat keamanan Pakistan juga menyebut, pada Kamis malam, terjadi ledakan lain di kawasan perbatasan Afghanistan yang menewaskan enam buruh. Dengan demikian, dalam dua hari terakhir saja, lebih dari 20 orang menjadi korban kekerasan di wilayah tersebut.
Situasi ini menambah daftar panjang insiden berdarah di Balochistan. Selama satu bulan terakhir, setidaknya 15 orang dilaporkan meninggal akibat aksi bom bunuh diri yang diklaim oleh kelompok militan ISIS. Kondisi ini menegaskan bahwa provinsi yang kaya sumber daya mineral itu masih menjadi pusat kerawanan keamanan.
Balochistan memiliki posisi strategis karena berbatasan langsung dengan Afghanistan dan Iran. Namun, di balik kekayaan mineralnya, provinsi tersebut juga menyimpan luka panjang berupa konflik antara kelompok separatis dan pemerintah pusat.
Selama beberapa dekade, kelompok separatis di Pakistan melancarkan perlawanan dengan alasan diskriminasi terhadap masyarakat Baloch. Pemerintah Pakistan menanggapinya dengan operasi militer berskala besar. Namun, sejumlah organisasi pemantau hak asasi manusia menilai langkah tersebut justru diwarnai pelanggaran, termasuk penahanan sewenang-wenang terhadap warga sipil.
Pakar keamanan menilai gelombang serangan yang belakangan meningkat merupakan peringatan serius bagi Islamabad. Pemerintah pusat dituntut mencari strategi yang tidak hanya menekan kelompok bersenjata dengan operasi militer, tetapi juga merangkul masyarakat lokal agar tidak terus terjebak dalam siklus kekerasan.
Meski hingga kini belum ada pihak yang mengklaim ledakan pada Jumat tersebut, sejumlah analis menduga peristiwa itu masih terkait erat dengan dinamika konflik yang sudah lama membayangi Balochistan. Situasi ini kembali menunjukkan rapuhnya stabilitas keamanan Pakistan, khususnya di wilayah barat daya yang kerap menjadi episentrum benturan kepentingan politik, etnis, dan ekonomi. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan