Beras Langka dan Mahal, Jepang Ambil Langkah Darurat

TOKYO – Pemerintah Jepang kembali mengambil langkah darurat untuk meredam krisis beras yang kian memburuk dengan rencana melepas tambahan 200.000 metrik ton dari stok beras cadangannya. Langkah ini diambil sebagai respons atas lonjakan harga yang telah melonjak dua kali lipat dibandingkan tahun lalu dan memicu antrean panjang pembeli di berbagai toko dalam sepekan terakhir.

“Dari pelepasan baru tersebut, 100.000 ton beras tahun panen 2021 akan dijual terlebih dahulu, ke pengecer dari semua ukuran dan penjual beras lokal dengan kapasitas penggilingan yang memadai,” kata Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi sebagaimana dikutip Media, Selasa (10/06/2025). “Sisanya akan menyusul dari tahun panen 2020,” tambahnya.

Situasi di lapangan menunjukkan warga mulai mengantre sejak pagi untuk mendapatkan beras murah yang disalurkan pemerintah. Di toko kelontong Ito-Yokado, anak perusahaan Seven & i Holdings yang berlokasi di Tokyo, antrean warga terlihat mengular. Sejumlah pembeli bahkan harus pulang dengan tangan kosong karena stok yang terbatas. Dalam satu hari hanya tersedia 65 kantong beras ukuran 5 kilogram, dengan pembelian dibatasi satu kantong per orang.

Menurut laporan Japan Times dan South China Morning Post, kupon pengambilan beras dibagikan setiap pukul 08.00 pagi. Harga jual beras tersebut hanya 2.000 yen, jauh di bawah harga pasar yang mencapai sekitar 4.000 yen untuk ukuran yang sama. Salah satu warga lansia mengaku datang lebih awal untuk mendapatkan beras murah ini. Ia tidak terlalu memedulikan soal rasa.

“Tentu saja kami sedikit khawatir tentang rasanya, tetapi murahnya lebih penting daripada apa pun. Jika rasanya tidak enak, kami akan mencampurnya dengan es atau memasaknya dengan banyak hal lain. Selalu ada cara,” ujarnya. Ia khawatir beras tersebut berasal dari stok lama atau digunakan sebagai pakan hewan, yang bisa memengaruhi kualitas rasa.

Berdasarkan catatan pemerintah, sejak Maret lalu Jepang telah melepas sekitar 600.000 ton beras dari cadangan darurat nasional yang totalnya mencapai 900.000 ton. Sekitar separuh dari jumlah tersebut langsung didistribusikan ke pengecer dalam dua pekan terakhir, sesuai kebijakan distribusi cepat yang diterapkan oleh Koizumi.

Sementara itu, data terbaru menunjukkan sedikit penurunan harga. Dalam tujuh hari hingga 1 Juni, harga rata-rata beras di supermarket turun 37 yen menjadi 4.223 yen per 5 kilogram. Meski penurunan ini belum signifikan, pemerintah menilai langkah stabilisasi stok sudah mulai menunjukkan dampaknya.

“Kami ingin terus merespons tanpa memperlambat agar beras yang ditimbun dapat mencapai konsumen dengan cepat dan dengan biaya rendah,” kata Koizumi. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kestabilan ekonomi. “Kita tidak boleh membiarkan siklus harga dan upah yang baik dalam ekonomi Jepang secara keseluruhan rusak. Jika penyebabnya terletak pada beras, maka saya yakin kita harus segera bertindak,” ujarnya.

Laporan dari NHK menyebutkan antrean panjang juga terlihat di gerai milik Iris Ohyama, sebuah perusahaan retail Jepang. Dalam waktu hanya 45 menit, seluruh stok beras murah yang tersedia di toko tersebut habis diborong pembeli. Pemerintah saat ini terus memantau distribusi dan dampaknya terhadap harga, sekaligus menyusun langkah lanjutan untuk menjaga ketersediaan pangan pokok. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X