JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk segera menyepakati gencatan senjata dengan Hamas di Gaza.
Desakan tersebut disampaikan dalam percakapan telepon antara Biden dan Netanyahu pada Minggu (11/01/2025), menjelang akhir masa jabatan Biden yang akan berakhir pada 20 Januari mendatang.
Melalui rilis resmi Gedung Putih, Biden menekankan pentingnya segera tercapai gencatan senjata di Gaza serta pemulangan para sandera yang ditahan oleh Hamas. Selain itu, Biden juga menyinggung kemungkinan penambahan bantuan kemanusiaan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata tersebut.
Netanyahu, dalam pembicaraan itu, memberikan informasi terkait kemajuan yang telah dicapai dalam negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Netanyahu juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan luar biasa yang diberikan oleh Amerika Serikat untuk keamanan dan pertahanan nasional Israel selama Biden menjabat sebagai presiden.
Selain soal gencatan senjata di Gaza, kedua pemimpin tersebut juga membahas perubahan signifikan yang terjadi di Timur Tengah, seperti dampak gencatan senjata di Lebanon, kejatuhan rezim Bashar al-Assad di Suriah, serta posisi Iran yang semakin melemah.
Penasihat Keamanan Nasional Biden, Jake Sullivan, juga memberikan keterangan terkait negosiasi gencatan senjata. Sullivan mengatakan bahwa Israel dan Hamas sudah sangat dekat untuk mencapai kesepakatan. Ia menambahkan bahwa masih ada peluang bagi tercapainya gencatan senjata sebelum Biden lengser pada pekan depan.
“Kami akan terus berupaya memaksimalkan waktu yang tersisa untuk menyelesaikan ini,” ujar Sullivan.
Saat ini, berbagai mediator internasional, seperti Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir, sedang berupaya menyelenggarakan negosiasi. Sebelumnya, usaha-usaha untuk mencapai kesepakatan sering kali terhambat karena tidak tercapainya kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Agresi militer Israel ke Gaza yang dimulai pada Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 46.000 warga Palestina meninggal dan menghancurkan banyak infrastruktur, termasuk rumah sakit. []
Redaksi03