TARAKAN — Jalan Jenderal Sudirman mendadak berubah menjadi lautan asap tebal pada Kamis (04/12/2025) pagi. Bukan karena kebakaran besar, melainkan insiden mengejutkan yang melibatkan armada fire rescue milik Pemadam Kebakaran (PMK) Sektor Barat yang tiba-tiba mengeluarkan asap pekat saat melintas.
Asap hitam menggumpal begitu cepat hingga membuat arus lalu lintas berhenti total. Banyak pengendara panik dan memilih menepi demi menyelamatkan diri karena jarak pandang hampir nol.
Seorang saksi mata, Ari, menggambarkan detik-detik mencekam tersebut. Ia mengira sedang terjadi kebakaran besar. “Ia kaget karena tiba-tiba ada asap. Saya kira ada rumah atau warung kebakaran. Pas depan gereja asapnya tebal gelap, jadi berhenti dulu karena nggak kelihatan. Sampai macet juga tadi, kurang lebih 20–30 menit,” ungkapnya.
Insiden ini terjadi ketika kendaraan PMK dalam perjalanan menuju SPBU untuk mengisi bahan bakar. Asap mulai keluar saat melewati tanjakan kawasan Tepung Baru, tepat di depan Gereja Katolik.
Petugas PMK Sektor Barat, Lasius, menjelaskan bahwa meskipun asap sangat tebal, tidak ada percikan api atau ledakan. “Sopir langsung mematikan semua kontak yang berhubungan dengan kelistrikan untuk mengantisipasi api yang lebih besar. Mesinnya juga mati karena aki dicabut,” ujarnya.
Beruntung, proses penanganan hanya berlangsung sekitar dua menit sebelum situasi dinyatakan aman. Namun, kemacetan panjang dan kerumunan warga yang ingin mengetahui kejadian tersebut membuat kondisi jalan semakin padat.
Hingga berita ini diturunkan, mobil damkar masih berada di lokasi dan rencananya akan dievakuasi menuju Markas Komando PMK.
Lasius mengakui bahwa kendaraan tersebut memang sudah uzur dan berasal dari hibah luar negeri. “Itu mobil lama. Dari Jepang kondisinya mungkin tinggal 60–70 persen. Dua bulan lalu juga pernah kejadian seperti ini di Jalan Yos Sudarso,” jelasnya.
Insiden berulang ini kembali membuka perdebatan publik mengenai minimnya peremajaan unit pemadam kebakaran, padahal armada tersebut menjadi ujung tombak penyelamatan saat bencana terjadi. Banyak warga menilai kejadian ini ironis, mengingat kendaraan yang seharusnya memadamkan kebakaran malah memicu kepanikan karena mengeluarkan asap sendiri.
Kini, pihak PMK masih menunggu keputusan Kepala Seksi Sarpras apakah armada tersebut akan diperbaiki atau dihentikan operasinya.
Warga berharap insiden ini menjadi alarm agar pemerintah mempercepat pengadaan armada baru, terlebih mendekati masa potensi kebakaran akhir tahun. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan