BANJARBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor kembali mengingatkan masyarakat pesisir di Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul adanya potensi pasang maksimum yang dapat memicu banjir rob dalam beberapa hari ke depan. Kepala Stamet Syamsudin Noor, Ota Welly Jenni Thalo, mengungkapkan bahwa fenomena ini diperkirakan terjadi mulai 24 Juni hingga 3 Juli 2025. Wilayah yang paling berisiko adalah pesisir muara Sungai Barito, di mana air pasang diprediksi mencapai puncaknya antara pukul 04.00 hingga 10.00 Wita dengan ketinggian maksimum 2,9 meter. “Pasang maksimum berpotensi terjadi pada pukul 04.00-10.00 Wita dengan ketinggian maksimum mencapai 2,9 meter,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (23/06/2025).
Selain kawasan Barito, pesisir perairan Tanahbumbu dan Kotabaru juga diproyeksikan mengalami kondisi serupa pada rentang waktu 25 Juni sampai 3 Juli 2025. Di wilayah ini, pasang tertinggi diprediksi terjadi pada pukul 07.00 hingga 15.00 Wita. Menurut BMKG, potensi pasang tinggi ini berkaitan dengan fase bulan baru, yang secara alamiah memengaruhi dinamika pasang surut air laut dan meningkatkan kemungkinan terjadinya pasang maksimum.
Sejumlah daerah pesisir yang berpotensi terdampak antara lain Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Banjar, Kota Banjarmasin, serta Kabupaten Tanahlaut. Dengan banyaknya aktivitas masyarakat di kawasan pesisir seperti nelayan, petambak, hingga pelaku usaha pelabuhan kecil, BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan.
Kepala Stamet Ota Welly Jenni Thalo mengingatkan, masyarakat yang tinggal maupun beraktivitas di daerah pesisir harus memperhatikan dan menyesuaikan diri terhadap kondisi tersebut. “Masyarakat pesisir pantai diimbau agar selalu waspada untuk mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut dan fenomena banjir pesisir (rob),” imbaunya.
Tidak hanya berdampak pada aktivitas ekonomi dan sosial, banjir rob juga berpotensi mengganggu infrastruktur publik seperti jalan raya, saluran air, serta menyebabkan kerusakan pada hunian penduduk di garis pantai. BMKG mengimbau masyarakat untuk memantau informasi terkini terkait cuaca dan kondisi laut melalui kanal resmi BMKG, serta mengoordinasikan langkah mitigasi dengan pemerintah daerah setempat apabila tanda-tanda pasang ekstrem mulai terlihat.
Hingga saat ini, belum ada laporan dampak langsung dari pasang maksimum yang disebutkan. Namun, pengalaman dari kejadian serupa di tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa fenomena ini bisa mengakibatkan genangan air yang cukup tinggi di beberapa titik pemukiman warga.
Masyarakat diharapkan tidak menganggap enteng peringatan ini, terutama bagi yang menetap di kawasan rendah atau dekat bibir pantai. Kewaspadaan dini dan antisipasi secara kolektif menjadi kunci untuk meminimalkan risiko kerugian. Pemerintah daerah diharapkan turut serta memperkuat komunikasi kebencanaan, memastikan kesiapan jalur evakuasi, serta membantu penyebaran informasi secara cepat dan akurat kepada masyarakat pesisir. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan