NUNUKAN – Kasus penggunaan liquid vape diduga mengandung narkotika yang menyeret sembilan pelajar di Nunukan, Kalimantan Utara, berubah arah penanganannya. Alih-alih menindak tegas dengan pendekatan penghukuman, Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Nunukan memilih jalur penyelamatan pendidikan dan pemulihan mental.
Langkah ini diputuskan melalui rapat bersama Dinas Pendidikan dan pihak sekolah. Hasilnya, delapan pelajar ditempatkan ke dalam program pembinaan dengan sistem penempatan khusus, sementara satu pelajar harus dikeluarkan karena memiliki riwayat pelanggaran berulang dan dianggap tidak menunjukkan perubahan perilaku.
“Kami menekankan ini bukan hukuman, melainkan upaya mencegah penyebaran kasus seperti virus di sekolah. Masa depan delapan anak ini tetap kami jaga agar bisa mendapatkan ijazah,” kata Kepala BNNK Nunukan, Anton Suryadi, Senin (01/12/2025).
Program pembinaan berlangsung sekitar tiga bulan. Selama masa itu, siswa tetap mengikuti proses belajar di luar lingkungan sekolah dengan pendampingan intensif tenaga pendidik dan petugas BNNK. “Setiap Jumat akan diisi materi khusus terkait narkoba dan penguatan karakter. Jika evaluasi menunjukkan perubahan perilaku positif, siswa akan dikembalikan ke sekolah asal,” ujarnya.
Dinas Pendidikan kini tengah menyiapkan lokasi khusus yang dinilai aman dan netral untuk pelaksanaan pendampingan.
Kasus ini bermula dari laporan masyarakat pada 26 November, setelah muncul gejala aneh seperti muntah dan pusing usai penggunaan vape. Tes urine menunjukkan kandungan THC dan benzodiazepine, senyawa psikoaktif yang terdapat pada ganja dan obat penenang.
“Modusnya semakin licik. Liquid ini tampil seperti produk legal sehingga sulit dikenali. Zat synthetic cannabinoid dalam cairan itu bersifat sangat adiktif dan berbahaya,” ungkap Anton.
Meski belum ditemukan barang bukti liquid saat penanganan awal, BNNK tidak menutup kemungkinan proses hukum jika indikasi peredaran semakin kuat. BNNK juga meminta sekolah dan orang tua memperketat pengawasan.
“Kini seluruh pelajar terlibat menjalani pendampingan khusus. Keputusan akhir terkait keberlanjutan pendidikan mereka akan ditetapkan setelah evaluasi menyeluruh oleh Dinas Pendidikan,” tutupnya. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan