ISRAEL — Otoritas keamanan Israel berhasil menggagalkan rencana aksi teror terhadap Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tel Aviv yang diduga dilakukan oleh seorang pria berkewarganegaraan ganda AS-Jerman, Joseph Neumeyer.
Pria berusia 28 tahun itu diketahui terbang dari Amerika Serikat ke Israel dengan tujuan melancarkan serangan pembakaran terhadap Kedubes AS. Peristiwa itu terjadi pada 19 Mei lalu, dan langsung memicu respons cepat dari aparat keamanan.
Menurut laporan Al Jazeera, Neumeyer membawa beberapa bom molotov di dalam ransel dan mencoba mendekati gedung kedutaan sebelum tindakannya diketahui oleh aparat setempat. Saat aksinya digagalkan, ia sempat melarikan diri dan membuang ransel tersebut. Keberadaan Neumeyer kemudian dilacak di sebuah hotel yang letaknya hanya beberapa blok dari lokasi kedutaan. Ia ditangkap dan langsung dideportasi ke New York pada Sabtu (24/5).
Pengadilan federal di Brooklyn menyidangkan kasus ini pada Minggu (25/5), sehari setelah kedatangannya di AS. Dalam dakwaan, Jaksa Penuntut Umum menyatakan bahwa Neumeyer “berniat melakukan serangan besar yang bisa mengancam nyawa warga Amerika dan Presiden (Donald) Trump. “Terdakwa ini dituntut dengan dakwaan merencanakan serangan besar menargetkan Kedubes di Israel, mengancam akan membunuh warga Amerika dan nyawa Presiden (AS Donald) Trump,” ujar Jaksa Agung Pam Bondi dalam sidang tersebut. “Departemen (Kehakiman) tidak akan mentoleransi kekerasan itu dan akan menuntut terdakwa seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.
Neumeyer disebut melakukan perjalanan ke Israel melalui Kanada pada akhir April. Berdasarkan dokumen persidangan, aksi tersebut terjadi di tengah meningkatnya eskalasi kekerasan di Jalur Gaza dan Tepi Barat sejak Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 54 ribu warga Palestina.
Motif dugaan serangan tersebut diyakini berkaitan dengan kemarahannya terhadap agresi Israel, dan dipandang sebagai bentuk respons ekstrem atas situasi geopolitik di kawasan tersebut. Neumeyer kini menghadapi dakwaan percobaan pembakaran dan perencanaan aksi terorisme internasional. Ia akan didampingi oleh kuasa hukum Jeff Dahlberg, yang menolak memberi komentar lebih lanjut.[] Adm03