PONTIANAK – Banjir yang melanda beberapa wilayah di Kalimantan Barat (Kalbar) terus meluas, dengan total 33.485 jiwa atau 17.485 kepala keluarga (KK) terdampak di empat wilayah, yakni Kabupaten Sambas, Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang, dan Kabupaten Landak.
Menurut informasi yang disampaikan oleh Ketua Satgas Informasi BPBD Kalbar, Daniel, pada Kamis (23/01/2025), Kabupaten Sambas menjadi salah satu daerah yang paling parah terdampak banjir. Di sana, sebanyak 17.485 jiwa terpaksa menghadapi dampak bencana, dengan dua korban jiwa tercatat.
Di Kota Singkawang, 4.095 jiwa juga terdampak banjir, sementara di Kabupaten Bengkayang terdapat 129 jiwa yang terkena dampaknya.
Sementara itu, Kabupaten Landak juga mengalami banjir dengan ketinggian air yang cukup signifikan, terutama di Kecamatan Darit, yang merendam 11.776 jiwa. Total keseluruhan warga yang terdampak banjir di empat wilayah tersebut mencapai 33.485 jiwa.
Banjir di Kabupaten Landak juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas pendidikan. Beberapa sekolah dasar terendam dengan ketinggian air antara satu hingga dua meter, yang mengakibatkan kegiatan belajar mengajar terhenti.
BPBD Kalbar terus melakukan verifikasi data untuk memastikan jumlah warga terdampak di setiap wilayah yang terimbas banjir.
Daniel mengimbau pemerintah daerah untuk segera menetapkan status tanggap darurat agar penanganan bencana dapat berjalan lebih cepat dan tepat sasaran.
“Kami mendesak pemerintah kabupaten/kota untuk segera menetapkan status bencana, sehingga logistik, peralatan, dan personel dapat segera dikerahkan,” ujar Daniel.
Berdasarkan prakiraan dari BMKG, hujan lebat masih berpotensi terjadi hingga 23 Januari 2025, yang dapat memperburuk kondisi banjir.
Oleh karena itu, BPBD Kalbar mengingatkan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan banjir, untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri dengan mengetahui titik evakuasi serta memastikan anak-anak tidak bermain di area yang terendam air.
Daniel juga menekankan pentingnya pendataan yang akurat dalam upaya penanggulangan bencana.
“Bantuan yang diberikan sangat bergantung pada data yang valid. Oleh karena itu, kami meminta perangkat desa hingga kecamatan untuk memastikan bahwa pendataan dilakukan dengan benar,” ujarnya.
Dengan terus bertambahnya jumlah warga yang terdampak banjir, BPBD Kalbar berharap seluruh elemen masyarakat dan pemerintah dapat bekerja sama dalam mengurangi dampak bencana ini. []
Redaksi03