TARAKAN – Upaya menciptakan ekosistem kerja yang inklusif bagi penyandang disabilitas terus diperkuat di Kota Tarakan. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan melalui program Inclusive Job Center (IJC) kembali melakukan sosialisasi di Royal Tarakan Hotel, Jumat (26/09/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Tarakan, sejumlah perwakilan perusahaan, asosiasi pengusaha, hingga komunitas penyandang disabilitas. Tujuan utamanya adalah membangun pemahaman bersama tentang pentingnya membuka akses kerja yang lebih luas bagi pekerja disabilitas serta mendorong keterlibatan aktif seluruh pemangku kepentingan.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Tarakan, Masbuki, menjelaskan bahwa IJC dirancang sebagai wadah terintegrasi untuk memfasilitasi pekerja disabilitas dalam mendapatkan kesempatan kerja yang layak. Tidak hanya berfungsi sebagai pusat informasi lowongan, program ini juga menghadirkan layanan pendampingan, pelatihan vokasi, hingga konsultasi.
“Keberhasilan program Inclusive Job Center ini tidak akan optimal tanpa kolaborasi dan dukungan penuh dari seluruh stakeholder,” tegas Masbuki. “Kami mengajak pemerintah Kota Tarakan, perusahaan, asosiasi pengusaha, lembaga pelatihan, dan komunitas disabilitas untuk bersama-sama menciptakan ekosistem kerja yang inklusif dan ramah disabilitas.”
Menurutnya, dukungan pemerintah daerah menjadi faktor penting. Regulasi yang berpihak pada penyandang disabilitas serta fasilitasi koordinasi antarlembaga akan sangat membantu kelancaran program. Sementara itu, perusahaan diharapkan membuka diri dengan memberikan kesempatan kerja yang setara, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
BPJS Ketenagakerjaan sendiri berperan sebagai penghubung antar pihak, salah satunya dengan menghadirkan portal lowongan kerja khusus disabilitas di alamat https://lokerdisabilitas.bpjsketenagakerjaan.go.id/. Portal ini diharapkan menjadi ruang temu antara pencari kerja disabilitas dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
Masbuki menambahkan, program ini tidak hanya menjawab persoalan ketenagakerjaan, tetapi juga menjadi bagian dari implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya pada aspek kesetaraan dan inklusi sosial. Dengan kolaborasi lintas sektor, pekerja disabilitas akan semakin mudah mendapatkan ruang untuk berdaya.
“Dengan kolaborasi yang kuat, kami yakin IJC dapat menjadi solusi nyata dalam mengatasi tantangan akses pekerjaan bagi pekerja disabilitas di Tarakan, sekaligus mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan dalam hal kesetaraan dan inklusi,” ujarnya.
Selain memberikan penjelasan, kegiatan ini juga menjadi forum dialog antara komunitas disabilitas dan dunia usaha. Sejumlah perwakilan pekerja disabilitas menyampaikan harapan agar perusahaan di Tarakan tidak hanya membuka lowongan, tetapi juga menyiapkan lingkungan kerja yang ramah, seperti aksesibilitas fisik maupun fasilitas pendukung lainnya.
Respon positif datang dari beberapa perusahaan yang hadir, yang menyatakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam program IJC. Komitmen ini diharapkan menjadi langkah awal terciptanya peluang kerja yang lebih terbuka bagi penyandang disabilitas di Kalimantan Utara, khususnya Tarakan.
Dengan adanya sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, Tarakan berpotensi menjadi daerah percontohan dalam penerapan inklusi ketenagakerjaan. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa keberagaman bukanlah hambatan, melainkan kekuatan yang mampu mendorong kemajuan bersama. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan