SAMARINDA – KETUA Dewan Pers Indonesia Ninik Rahayu ajak wartawan untuk tidak menjadi humas sebuah instansi atau lembaga demi kepentingan pihak tertentu.
Hal itu disampaikannya dalam pembukaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Provinsi Kalimantan Timur yang diselenggarakan di Ruang Batara III, Hotel Fugo Samarinda, Jumat (23/04/2024) siang.
“Kalau dulu enak godaannya paling diiming-imingi duit supaya membuat liputan mengikuti keinginan pihak tertentu,” ujarnya di hadapan peserta UKW.
Dia melanjutkan, godaan yang dihadapi jurnalis pada masa sekarang bukan lagi soal suap atau uang, namun ketumpulan sumber daya wartawan yang ingin digantikan dengan teknologi baru. Tak hanya itu, Ninik juga menyinggung berita-berita yang termuat di media massa saat ini cenderung banyak memuat berita realese dari pemerintah atau instansi lainnya.
“Sehingga secara tidak langsung, saat ini fungsi jurnalistik disamakan dengan fungsi kehumasan,” katanya.
Menurut dia, kecenderungan seperti itu sebenarnya bukan hanya memperlihatkan SDM jurnalis menjadi dangkal, tapi bisa jadi masyarakat tidak percaya lagi nanti dengan pers karena tidak diolah berdasarkan kebutuhan audiens.
“Mudah-mudahan hal yang seperti ini dapat dihindari, karena saya yakin semakin ke sini godaan kita cukup besar. Terlebih lagi dengan hanya membuat berita realese akan membuat tumpul pikiran saudara-saudara,” katanya.
Di sisi lain Ninik mengungkapkan, Dewan Pers juga selalu melakukan verifikasi perusahaan pers. Salah satu yang dinilai adalah berita-berita yang diproduksi oleh perusahaan itu.
“Kami menemukan ada beberapa perusahaan yang tidak sustain, kalaupun menulis berita dalam satu hari hanya 5-7 berita saja perhari, padahal di media lain ada yang 50-70 berita perhari,” tuturnya.
Bentuk berita yang diproduksi oleh perusahaan pers ini, kata Ninik juga beragam, seperti langsung, future dan investigatif.
“Tapi yang lebih banyak saya temukan adalah berita yang diambil dari release. Tidak ada yang diparafrase sama sekali, langsung disebar ke media punyanya,” ungkap Ninik.
“Ingat, kita ini jurnalis, bukan humas!” tegasnya kembali. []
Penulis: Nistia Endah | Penyunting: Agus P Sarjono