KOTAWARINGIN TIMUR – Ketersediaan beras di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dipastikan dalam kondisi aman hingga lebih dari satu tahun ke depan. Perum Bulog Cabang Kotim menegaskan, cadangan pangan yang tersimpan di gudang saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, bahkan di tengah gejolak isu kelangkaan.
Kepala Bulog Cabang Kotim, Muhammad Azwar Fuad, mengungkapkan bahwa hingga akhir September 2025, persediaan beras di gudang mencapai sekitar 7.000 ton. Jumlah itu masih ditambah dengan 2.000 ton gabah yang sedang dalam proses penggilingan oleh mitra kerja Bulog.
“Kalau ditotal, stok beras kita nanti bisa tembus di angka 8.000 ton setara beras,” ujarnya, Sabtu (27/09/2025).
Menurut Azwar, angka tersebut sudah dihitung berdasarkan rata-rata konsumsi masyarakat Kotim. Dengan cadangan yang ada, ketahanan pangan khususnya untuk beras medium diperkirakan mampu bertahan hingga 13 bulan ke depan.
“Dengan perhitungan kebutuhan konsumsi rata-rata, ketersediaan ini cukup panjang. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadi kelangkaan beras,” tegasnya.
Bulog tidak hanya mengandalkan cadangan yang tersimpan, tetapi juga aktif menyerap hasil panen petani lokal. Langkah ini menjadi strategi ganda: di satu sisi menjaga ketersediaan stok beras, di sisi lain memberikan kepastian pasar bagi petani.
“Kami tetap mengutamakan serapan dari petani lokal. Selain itu, kerja sama dengan mitra penggilingan juga berjalan agar proses produksi tidak terhambat,” jelas Azwar.
Dengan demikian, Bulog tidak hanya berperan sebagai penyedia pangan, tetapi juga sebagai penopang ekonomi masyarakat lokal. Petani mendapatkan jaminan serapan hasil panen, sementara warga memperoleh kepastian kebutuhan beras sehari-hari.
Selain fokus pada pasokan, Bulog menyiapkan skema distribusi yang fleksibel. Jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan harga, Bulog bisa segera melakukan operasi pasar untuk menekan kenaikan tersebut.
“Stok yang banyak ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, tapi juga menjadi alat untuk menjaga kestabilan harga di pasaran,” katanya.
Azwar menambahkan, cadangan beras yang besar akan berfungsi sebagai penyangga jika terjadi gejolak harga, baik akibat musim paceklik maupun faktor eksternal lainnya.
Di tengah maraknya isu seputar krisis pangan, Bulog Kotim menekankan agar masyarakat tetap tenang dan tidak terburu-buru melakukan pembelian berlebihan. “Kami imbau warga tidak panic buying. Karena beras yang ada aman dan mencukupi untuk jangka panjang,” ucapnya.
Selain itu, Bulog juga menegaskan bahwa strategi distribusi sudah disiapkan agar beras bisa tersalurkan secara merata hingga ke pelosok. Program pemerintah maupun intervensi pasar akan dioptimalkan agar masyarakat di seluruh lapisan tetap mendapatkan akses yang sama terhadap bahan pokok.
Dengan stok yang melimpah, Bulog optimistis bahwa stabilitas pangan di Kotim dapat terjaga dengan baik. Azwar menegaskan bahwa pihaknya terus memantau dinamika pasar sekaligus melakukan langkah antisipatif untuk menghadapi segala kemungkinan. “Intinya, beras medium di Kotim aman. Kami akan terus pastikan stabilitas pangan tetap terjaga,” pungkasnya.
Keberadaan cadangan 8.000 ton beras di gudang Bulog menjadi penegasan bahwa masyarakat Kotim tidak perlu cemas akan isu kelangkaan. Dukungan terhadap petani, kesiapan distribusi, serta kemampuan menjaga harga pasar menjadi strategi utama yang dijalankan Bulog demi memastikan ketahanan pangan di daerah tetap solid hingga tahun depan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan