BULUNGAN – Upaya Pemerintah Kabupaten Bulungan memperkuat ekonomi masyarakat melalui sektor perikanan kembali mendapat penegasan. Pengembangan rumah produksi olahan ikan dinilai sebagai strategi penting untuk menggerakkan ekonomi lokal sekaligus membuka ruang pemberdayaan yang lebih luas.
Bupati Bulungan Syarwani menyampaikan bahwa sejauh ini rumah produksi yang aktif masih berjumlah enam unit. Namun menurutnya, potensi perluasan sangat terbuka di sejumlah kawasan lain. “Rumah produksi pengelolaan ikan ini kan baru enam. Masih banyak lokasi lain yang bisa dikembangkan, seperti di Siandau, Liagu wilayah Antal hingga Tias,” kata Syarwani, Selasa (09/12/2025).
Ia menegaskan, keberadaan rumah produksi tidak hanya berfungsi sebagai pusat pengolahan hasil tangkapan nelayan, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran ekonomi produktif bagi masyarakat, khususnya perempuan. “Tujuannya agar ada aspek pemberdayaan, terutama bagi ibu-ibu, sehingga mereka memiliki kegiatan pengolahan yang produktif,” ujarnya.
Contoh yang telah berjalan dapat dilihat di Lebong, Kelurahan Tanjung Palas Hilir. Rumah produksi di wilayah tersebut kini menghasilkan aneka olahan ikan, termasuk pentolan bakso ikan yang mulai diminati pasar. “Di Lebong sudah berjalan kegiatan produksi pentolan bakso berbahan ikan, dan ini terbukti memberikan nilai ekonomi,” ungkapnya.
Dari sisi kapasitas, rumah produksi itu mampu memproses sekitar 10 kilogram bahan baku per hari atau setara 300 kilogram setiap bulan. “Produksinya bisa 10 kilo per hari, totalnya sekitar 300 kilo per bulan, dan harga jualnya juga cukup lumayan,” jelasnya. Produk tersebut sebagian besar diserap oleh pelaku kuliner, terutama pedagang bakso berbasis ikan.
Selain berperan dalam peningkatan nilai tambah hasil perikanan, pemerintah daerah menilai produk olahan ikan berpotensi menjadi pendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). “Tidak semuanya harus daging. Ikan juga bisa menjadi sumber protein, dan ini bisa disambungkan dengan dukungan terhadap MBG,” tegasnya.
Untuk memperkuat mutu produk, Pemkab Bulungan mendorong kolaborasi lintas instansi, termasuk BPOM, Kementerian Agama, dan MUI untuk memastikan aspek keamanan pangan dan sertifikasi halal berjalan optimal. “Saya berterima kasih karena BPOM hadir langsung memberi dukungan, termasuk dari Kementerian Agama dan MUI terutama dalam sertifikasi halal,” kata Syarwani.
Di sisi lain, peningkatan kualitas kemasan menjadi fokus berikutnya. Syarwani menegaskan pentingnya peran DKUKMPP Bulungan dalam hal inovasi dan standarisasi kemasan agar produk lebih kompetitif. “Termasuk DKUKMPP Bulungan soal kemasan. Ini yang akan kita sinkronkan, nanti Dinas Perikanan akan berdiskusi lebih lanjut dengan DKUKMPP Bulungan supaya kemasannya lebih menarik,” pungkasnya. []
Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan