Bupati PPU Serukan Martabat Manusia di Peringatan Hari HAM

JAKARTA — Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor, menghadiri Peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia ke-77 yang digelar di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (10/12/2025). Acara nasional ini menjadi salah satu momentum penting untuk meneguhkan komitmen Indonesia dalam menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia bagi seluruh warga negara tanpa kecuali.

Peringatan Hari HAM Sedunia setiap tanggal 10 Desember bukanlah seremoni tahunan semata. Lebih dari itu, momen ini menjadi pengingat bahwa nilai kemanusiaan harus dijaga, dipertahankan, dan diperjuangkan di tengah dinamika sosial, politik, dan hukum yang terus berkembang. Peringatan ini merujuk pada deklarasi monumental ketika Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) pada 10 Desember 1948 sebuah dokumen yang menetapkan hak-hak dasar yang wajib dihormati seluruh negara di dunia. Pada 1950, PBB menetapkan tanggal tersebut sebagai peringatan resmi setiap tahun.

Dalam kesempatan itu, Bupati PPU Mudyat Noor menyampaikan pesan humanis yang menekankan pentingnya menjaga martabat manusia sebagai hak universal setiap warga negara. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menciptakan ruang yang memungkinkan setiap suara, sekecil apa pun, tetap dihargai dan didengar.
“Martabat tidak boleh menjadi milik segelintir orang, melainkan hak setiap jiwa yang hidup,” ucapnya.

Menurut Mudyat, hak asasi manusia bukanlah hadiah dari kekuasaan, melainkan nilai yang melekat sejak seseorang terlahir. Karena itu, memperjuangkan HAM berarti memperjuangkan ruang kemanusiaan di dalam diri kita masing-masing. Ia menekankan bahwa kemajuan bangsa tidak akan berarti apabila masih ada warga yang haknya terlanggar.

“Selama masih ada satu orang yang haknya dilanggar, maka tanggung jawab kita semua belum selesai. Hari HAM adalah panggilan untuk terus berjalan,” tegasnya.

Puncak acara turut diwarnai pidato Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai, yang menyerukan agar masyarakat Indonesia tidak gentar memperjuangkan keadilan. Dengan semangat tinggi, Pigai menegaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan, terutama kelompok yang rentan. Ia juga mengingatkan pentingnya menjunjung perjuangan dalam kerangka hukum dan etika.
“Jangan takut, jangan mundur satu langkah pun untuk memperjuangkan keadilan. Jangan pernah mundur untuk memperjuangkan kemanusiaan,” seru Pigai.

Peringatan Hari HAM Sedunia ke-77 ini menegaskan kembali bahwa perjuangan kemanusiaan adalah tugas bersama. Negara, lembaga, dan masyarakat memiliki tanggung jawab kolektif untuk memastikan hak dasar setiap warga terus dihormati dan dipenuhi tanpa diskriminasi. Momen ini sekaligus menjadi refleksi bahwa Indonesia harus terus menata langkah dalam memperkuat perlindungan HAM secara berkelanjutan. []

Penulis: Subur Priono | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com