PRETORIA – Sedikitnya 40 orang, termasuk warga Malawi dan Zimbabwe, tewas ketika sebuah bus penumpang terguling di Afrika Selatan. Insiden tragis ini kembali menyoroti buruknya kondisi keselamatan jalan raya di negara tersebut, yang selama bertahun-tahun dikenal dengan tingginya angka kecelakaan fatal.
Bus nahas yang sedang menuju Zimbabwe itu dilaporkan menabrak pembatas jembatan sebelum terjun ke semak-semak di bawahnya. Menurut Menteri Perhubungan Provinsi Limpopo, Violet Mathye, pengemudi diduga kehilangan kendali atas kendaraan.
“Mereka masih bekerja di lokasi kejadian, tetapi 40 jenazah telah dikonfirmasi hingga saat ini,” ujar Mathye kepada saluran Newzroom Afrika.
Kecelakaan maut itu merenggut nyawa berbagai kalangan, termasuk seorang bayi perempuan berusia 10 bulan. “Korban tewas dalam kecelakaan bus ini termasuk seorang bayi perempuan berusia 10 bulan,” ujarnya seperti dikutip AFP, Senin (13/10/2025).
Selain korban meninggal, 38 orang dilaporkan luka-luka dan kini dirawat di rumah sakit. Tim penyelamat masih mencari kemungkinan korban lain di antara reruntuhan bus yang hancur.
Bus tersebut berangkat dari kota Gqeberha, sekitar 1.500 kilometer di selatan lokasi kecelakaan, dengan penumpang mayoritas warga Malawi dan Zimbabwe yang bekerja di Afrika Selatan. Menteri Mathye menduga, kecelakaan itu disebabkan oleh kelelahan pengemudi atau kerusakan mesin.
“Saat kejadian pada Minggu (12/10/2025) waktu setempat, bus tersebut berangkat dari kota Gqeberha di selatan, sekitar 1.500 kilometer jauhnya, dan penumpangnya termasuk warga Malawi dan Zimbabwe yang bekerja di Afrika Selatan. Kecelakaan itu kemungkinan disebabkan oleh kelelahan pengemudi atau kerusakan mesin,” kata menteri provinsi tersebut.
Kecelakaan ini menambah daftar panjang tragedi di jalan raya Afrika Selatan. Negara dengan jaringan transportasi padat ini memiliki catatan kelam dalam hal keselamatan lalu lintas. Pemerintah setempat kerap dikritik karena lemahnya pengawasan terhadap kendaraan umum dan rendahnya penegakan aturan lalu lintas.
Faktor kelelahan pengemudi, kendaraan tidak layak jalan, dan kebut-kebutan di jalan raya menjadi kombinasi maut yang terus berulang dari tahun ke tahun. Tragedi ini seakan menegaskan bahwa nyawa penumpang masih menjadi korban dari sistem transportasi yang abai terhadap keselamatan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan