PASER – Harga sejumlah komoditas di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, mengalami lonjakan yang cukup signifikan pada awal bulan Ramadan 1446 Hijriah. Salah satu komoditas yang tercatat mengalami kenaikan harga adalah cabai rawit. Pantauan di Pasar Induk Penyembolum Senaken, harga cabai rawit kini berada di angka Rp120 ribu hingga Rp150 ribu per kilogram, padahal sebelumnya hanya dihargai sekitar Rp60 ribu per kilogram pada bulan lalu.
Menurut salah satu pedagang di pasar tersebut, Hadijah, kenaikan harga sudah terjadi sejak sebulan terakhir. “Selain cabai rawit, harga cabai keriting juga naik signifikan, dari Rp25 ribu per kilogram menjadi Rp70 ribu per kilogram,” ujarnya, Rabu (05/03/2025).
Hadijah menjelaskan, kenaikan harga ini disebabkan oleh terbatasnya pasokan cabai, sementara permintaan menjelang Ramadan cenderung meningkat.
“Pasokan cabai yang biasa kami dapatkan dari Kalimantan Selatan terbatas. Apalagi, belakangan ini petani lokal banyak yang gagal panen akibat curah hujan yang tinggi,” tambahnya.
Fenomena ini juga diakui oleh petani cabai di Tanah Grogot, Rusdiansyah. Ia menyebutkan bahwa faktor cuaca menjadi penyebab utama kenaikan harga.
“Karena hujan yang terus turun, banyak petani yang gagal panen. Saya jual cabai ke langganan dengan harga Rp70 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram, padahal sebelumnya hanya Rp60 ribu,” kata Rusdiansyah.
Selain cuaca yang buruk, biaya perawatan tanaman yang meningkat akibat curah hujan yang tinggi dan harga pupuk yang semakin mahal juga menjadi faktor pendorong kenaikan harga cabai.
“Saat ini, permintaan meningkat, namun hasil produksi hanya mampu mencapai 10 kilogram per tiga hari untuk seribu pohon cabai,” tutupnya.
Kenaikan harga cabai ini tentu berimbas pada harga bahan pangan lainnya, dan bagi masyarakat, terutama menjelang Ramadan, menjadi perhatian khusus. Pemerintah diharapkan dapat mencari solusi untuk mengatasi kelangkaan pasokan dan mengendalikan harga agar tidak memberatkan konsumen. []
Redaksi03