PONTIANAK – Wajah Kota Singkawang, Kalimantan Barat, tampak mempesona dengan gemerlap ribuan lampion berwarna cerah yang menghiasi sepanjang jalan utama. Di kota yang dijuluki “Kota Seribu Kelenteng” ini, lampion-lampion beratribut khas Tionghua menggantung dengan rapi, menciptakan suasana yang penuh semangat.
Ornamen berwarna emas serta bendera tradisional Tionghoa turut menghiasi setiap sudut kota, termasuk di lokasi-lokasi utama yang menjadi pusat perayaan Imlek, seperti Stadion Kridasana, Jalan Firdaus, dan sekitar Vihara Tri Dharma Bumi Raya.
Puncak perayaan Cap Go Meh yang digelar di Singkawang tahun ini semakin meriah dengan adanya atraksi-atraksi tradisional. Di Stadion Kridasana, suara genderang, simbal, dan terompet tradisional Tionghoa semakin menandai dimulainya ritual Tatung.
Replika naga yang melingkar dengan indahnya menjadi daya tarik utama bagi ribuan pengunjung yang hadir. Festival Cap Go Meh Singkawang tahun ini mengangkat tema “Budaya Mempersatu Bangsa, Menuju Indonesia Emas 2045”.
Mimihetty Layani, Ketua Umum Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang, menjelaskan bahwa rangkaian perayaan tersebut mencakup berbagai ritual dan atraksi, antara lain Ritual Buka Mata Naga, Ritual Tolak Bala, serta Lomba Mobil Hias dan Pawai Lampion.
Selain itu, festival kuliner juga diadakan untuk memberikan ruang bagi pelaku UMKM lokal untuk memamerkan berbagai kuliner khas daerah.
Tidak hanya menjadi sarana melestarikan budaya, perayaan ini juga memperkuat sisi ekonomi Kota Singkawang. Festival Cap Go Meh Singkawang telah bertransformasi menjadi sebuah fenomena yang tidak hanya merayakan tradisi, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang membawa dampak signifikan terhadap perekonomian daerah.
Atraksi Tatung, yang melibatkan penampilan ekstrem para pelaku yang diyakini dirasuki roh leluhur, menjadi pusat perhatian dalam acara ini.
Bagi wisatawan, terutama dari luar Kalimantan Barat, atraksi ini adalah sebuah pengalaman spiritual dan budaya yang sangat jarang ditemukan.
Menurut Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kalimantan Barat, Windy Prihastari, sektor pariwisata Kalimantan Barat mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) mencapai lebih dari 8 juta orang, meningkat 73,33 persen dibandingkan tahun 2023.
Peningkatan ini juga tercermin dari kunjungan wisatawan mancanegara yang tumbuh sebesar 20,25 persen.
Windy mengungkapkan bahwa Festival Cap Go Meh memberikan dampak positif tidak hanya bagi sektor pariwisata, tetapi juga bagi perekonomian lokal.
Banyak hotel di Singkawang dan sekitarnya yang mencapai tingkat hunian penuh selama acara, sementara sektor UMKM kuliner dan oleh-oleh khas Tionghoa merasakan lonjakan omzet yang signifikan.
Sebagai acara pariwisata unggulan, Cap Go Meh telah memperkuat posisi Singkawang sebagai destinasi budaya yang diakui, tidak hanya di Kalimantan Barat, tetapi juga di tingkat nasional.
Suksesnya festival ini juga semakin memperlihatkan bahwa kebudayaan dapat menjadi penggerak utama dalam sektor pariwisata.
Diharapkan, dengan terus berkembangnya acara ini, lebih banyak wisatawan baik domestik maupun internasional yang tertarik untuk menikmati kekayaan budaya dan alam Kalimantan Barat.
Kementerian Pariwisata pun mendukung penuh, dengan Zita Anjani, Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, menyatakan harapannya agar semangat dari Cap Go Meh dapat menginspirasi masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan demi kemajuan Indonesia.
Perayaan Cap Go Meh Singkawang bukan hanya sekadar ritual kebudayaan, namun juga menjadi tonggak penting dalam memajukan pariwisata dan perekonomian lokal melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. []
Redaksi03