Car Free Night Palangka Raya Dikritik, Pemprov Janji Perbaikan

PALANGKA RAYA – Program Car Free Night atau yang dikenal dengan nama Huma Betang Night di Bundaran Besar Palangka Raya kembali menjadi sorotan. Kegiatan yang digagas Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tersebut mendapat kritik dari sejumlah kalangan, termasuk anggota legislatif, terkait penyelenggaraan yang dinilai belum optimal.

Sorotan utama tertuju pada penataan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dianggap belum tertib, serta masalah kebersihan di area kegiatan. Meski banyak menerima kritik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan terus melakukan perbaikan terhadap pelaksanaan kegiatan ini.

Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah, Leonard S Ampung, mengatakan bahwa pihaknya secara rutin melakukan evaluasi dan pembinaan kepada para pelaku UMKM yang terlibat dalam kegiatan Car Free Night. Ia berharap kehadiran UMKM di kawasan tersebut tidak hanya memberi warna pada kegiatan malam warga, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas usaha mereka.

“Kita selalu membina dan mengingatkan teman-teman UMKM supaya mereka bisa naik kelas. Mereka harus memperhatikan kebersihan, kualitas makanan, kemasan, dan cara penyajian yang baik, sehingga menarik pembeli,” ujar Leonard, Kamis (17/07/2025).

Ia juga menegaskan bahwa meskipun ada kekurangan, kegiatan Car Free Night memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Berdasarkan data sementara yang dihimpun Pemprov, perputaran uang selama kegiatan tersebut berlangsung mencapai angka yang cukup signifikan.

“Dari beberapa malam yang kita hitung, uang yang beredar di Car Free Night itu sekitar Rp350 juta sampai Rp500 juta per malam. Kita akan terus tingkatkan kualitasnya, terus diingatkan, dan dievaluasi,” jelasnya.

Leonard turut membantah isu yang menyebutkan bahwa pengelolaan kebersihan kawasan kegiatan justru dibebankan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya. Menurutnya, tanggung jawab kebersihan masih dipegang sepenuhnya oleh instansi lingkungan hidup di tingkat provinsi.

“Bukan, itu dari Provinsi. Yang membersihkan juga dari DLH Provinsi,” tegas Leonard.

Ia menyampaikan bahwa evaluasi akan terus dilakukan secara menyeluruh untuk menjawab kritik masyarakat dengan perbaikan konkret di lapangan. Pemerintah Provinsi berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang perdagangan, tetapi juga ruang publik yang tertata rapi, nyaman, dan menjadi identitas hiburan malam khas Kalimantan Tengah.

“Kita ingin Car Free Night ini bukan hanya tempat berjualan, tapi juga menjadi ajang yang tertata, bersih, dan benar-benar bisa menjadi ikon hiburan masyarakat Kalteng,” tutupnya.[]

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com