CHINA – Pengamat kebijakan luar negeri, Gordon Chang, mengungkapkan kekhawatiran mendalam terhadap situasi internal China di bawah kepemimpinan Xi Jinping. Menurutnya, saat ini terjadi perilaku yang mengindikasikan gejala “akhir dari sebuah rezim.”
“Di saat China membutuhkan teman karena ekspornya ke Amerika Serikat menurun, Beijing justru memperburuk hubungan tidak hanya dengan Filipina dan Taiwan, tetapi juga dengan Korea Selatan dan Australia,” kata Chang, yang merupakan senior fellow di Gatestone Institute, pada Senin (waktu setempat).
Chang menilai langkah Xi Jinping ini menunjukkan bahwa pemimpin China tersebut tidak ingin terlihat menyerah kepada Amerika Serikat. “Ini perilaku akhir rezim, karena Xi Jinping tidak bisa tampak tunduk kepada AS,” tegasnya.
Pada kesempatan terpisah, mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan telah beberapa kali berbicara dengan Xi Jinping. Ketika ditanya mengenai isi pembicaraan mereka, Trump hanya menjawab, “Saya akan memberi tahu Anda pada waktu yang tepat. Mari kita lihat apakah kita bisa membuat kesepakatan.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menegaskan pada Jumat lalu bahwa Beijing mendukung aturan internasional terkait tarif perdagangan. Ia mengecam tarif yang diberlakukan Trump, menyebutnya sebagai bentuk “egoisme ekstrem.” Wang juga menyampaikan bahwa China akan mencari solidaritas dengan negara lain dalam menghadapi tekanan tarif tersebut.
Meskipun begitu, pemerintah China secara terbuka membantah adanya negosiasi dengan pemerintahan Trump terkait pengurangan tarif, di mana AS menetapkan tarif 145 persen dan China 125 persen.
Chang menambahkan, Xi Jinping telah mengubah sistem politik China menjadi lebih konfrontatif. “Karena Xi mengklaim China telah melampaui AS, ia tidak bisa terlihat bergantung pada perdagangan dengan Amerika, apalagi tampak bernegosiasi di bawah tekanan,” ungkapnya.
Lebih jauh, laporan Reuters menyebutkan bahwa Kementerian Perdagangan China tengah menyusun daftar barang yang berpotensi dibebaskan dari tarif, mulai dari produk elektronik hingga kebutuhan esensial, dan meminta perusahaan-perusahaan untuk mengajukan permintaan pengecualian.
Chang berpendapat, Beijing diam-diam telah membuat konsesi penting. “Tanpa pengumuman resmi, China tidak lagi memungut tarif atas beberapa barang penting seperti semikonduktor, produk penerbangan, bahan kimia industri, perangkat medis, dan beberapa jenis obat-obatan,” jelasnya.
Ia memperkirakan langkah ini akan meluas. “Ini menunjukkan China membuat konsesi besar, tetapi tidak mau mengakuinya. Ini memberi gambaran menarik tentang sistem politik China saat ini yang menjadi semakin keras dan kaku,” pungkas Chang. []
Redaksi11