KUALA LUMPUR – Pemerintah Malaysia mengumumkan bahwa Tiongkok telah menyatakan kesediaannya untuk menandatangani Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara atau Southeast Asian Nuclear-Weapon-Free Zone (SEANWFZ), begitu seluruh dokumen pendukung telah siap. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan, saat menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN atau ASEAN Foreign Ministerial Meetings (AMM) di Kuala Lumpur pada Kamis (10/7).
“China telah membuat komitmen untuk memastikan mereka akan menandatangani traktat tanpa syarat,” kata Hasan, sebagaimana dikutip Reuters.
Traktat SEANWFZ pertama kali dicetuskan pada 1995 dan telah ditandatangani oleh seluruh negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Melalui perjanjian ini, negara-negara peserta sepakat untuk tidak mengembangkan, memproduksi, memperoleh, memiliki, atau menguasai senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara. Wilayah yang dimaksud mencakup darat, udara, dan laut di seluruh kawasan ASEAN.
Sejak awal dibentuknya traktat tersebut, belum satu pun dari lima negara pemilik senjata nuklir yang diakui oleh Traktat Nonproliferasi Senjata Nuklir (NPT) – yakni Tiongkok, Amerika Serikat, Prancis, Rusia, dan Inggris – yang menandatangani kesepakatan itu. SEANWFZ mengharuskan negara-negara bersenjata nuklir untuk menyepakati zona bebas senjata nuklir ini sebagai bentuk penghormatan terhadap prinsip nonproliferasi di kawasan Asia Tenggara.
Tiongkok sejatinya telah menunjukkan minat terhadap perjanjian ini sejak beberapa tahun terakhir. Namun, hingga saat ini, belum ada langkah konkret yang diambil negara tersebut untuk meratifikasi komitmen itu secara resmi.
Menyusul pernyataan terbaru dari Menteri Luar Negeri Malaysia, Kementerian Luar Negeri Tiongkok belum mengeluarkan tanggapan resmi. Meski begitu, pernyataan serupa telah disampaikan Beijing pada pekan lalu bahwa pihaknya mendukung traktat nuklir ASEAN dan ingin menjadi negara pertama dari kekuatan nuklir global yang menandatangani perjanjian tersebut.
Perkembangan ini dinilai sebagai kemajuan penting bagi diplomasi kawasan Asia Tenggara, yang selama ini berkomitmen menjaga kawasan tetap bebas dari ancaman nuklir dan mendorong perdamaian regional secara berkelanjutan.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan