KARACHI – Sedikitnya 32 orang dilaporkan meninggal dunia dan lebih dari 150 lainnya mengalami luka-luka akibat badai dan gelombang panas ekstrem yang melanda Pakistan selama sepekan terakhir. Otoritas setempat pada Jumat (30/5/2025) mengonfirmasi lima kematian tambahan yang terjadi sehari sebelumnya di berbagai distrik di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, termasuk seorang anak. Para korban diketahui meninggal akibat hujan deras dan angin kencang, sebagaimana dilaporkan otoritas manajemen bencana provinsi tersebut.
Kantor meteorologi nasional memperkirakan bahwa cuaca buruk masih akan berlangsung di wilayah utara dan tengah Pakistan hingga Sabtu. Peringatan dini telah disampaikan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat potensi bahaya dari cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
Sebelumnya, pada Selasa pekan ini, angin kencang telah merenggut 10 nyawa, sementara 14 orang lainnya dinyatakan tewas akibat cuaca serupa pada Sabtu. Peristiwa cuaca ekstrem ini menambah daftar panjang bencana terkait iklim yang melanda Pakistan dalam beberapa tahun terakhir. Negara ini dikenal sebagai salah satu kawasan yang paling terdampak oleh perubahan iklim dan kerap berhadapan dengan kondisi cuaca yang tidak menentu serta berisiko tinggi.
Laporan dari Hyderabad, Provinsi Sindh, pada Rabu (28/5/2025), mencatat kematian tiga anak akibat cuaca ekstrem. Mayoritas korban dilaporkan tewas akibat bangunan yang runtuh, seperti tembok dan atap rumah. Selain itu, dua orang dikabarkan meninggal dunia setelah tertimpa panel surya yang terlepas karena hembusan angin kencang.
Cuaca ekstrem semacam ini bukan hal baru bagi Pakistan. Badai hebat memang kerap terjadi setiap bulan Mei dan sering kali menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material. Gelombang panas yang terjadi tahun ini datang setelah April yang sangat hangat serta musim dingin yang tidak membawa cukup curah hujan.
Data dari otoritas meteorologi mencatat bahwa suhu udara pada bulan Mei mencapai angka enam derajat Celsius di atas rata-rata. Bahkan, suhu di beberapa wilayah sempat menembus angka 48 derajat Celsius, memperparah kondisi cuaca dan meningkatkan risiko kesehatan masyarakat, khususnya bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Pemerintah Pakistan kini menghadapi tantangan besar dalam menanggulangi dampak dari bencana iklim yang semakin sering terjadi. Selain bantuan darurat dan evakuasi korban, upaya jangka panjang seperti peningkatan infrastruktur tahan bencana dan sistem peringatan dini menjadi perhatian utama guna mengurangi korban di masa mendatang. []
Redaksi11