Curah Hujan Tinggi Picu Luapan Sungai di Kutai Barat

KUTAI BARAT – Banjir yang melanda Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur, sejak empat hari terakhir membuat ratusan rumah warga terendam dan mengganggu berbagai aktivitas keseharian.

Genangan air dengan ketinggian yang bervariasi tidak hanya merendam permukiman, tetapi juga melumpuhkan sejumlah fasilitas umum, termasuk akses jalan dan pelabuhan. Kondisi ini menyebabkan warga harus mencari cara alternatif untuk tetap bisa beraktivitas.

Menurut keterangan salah seorang warga Tering Seberang, Iwan, banjir memang perlahan mulai surut, tetapi masih cukup tinggi sehingga banyak warga tetap kesulitan menjalankan aktivitas normal. “Masih banjir, tapi sudah mulai surut,” ujarnya kepada wartawan, Senin (15/09/2025).

Berdasarkan data sementara, banjir ini berdampak pada sedikitnya 200 kepala keluarga (KK). Warga di RT 01 hingga RT 04 Kampung Tering Seberang menjadi yang paling parah terdampak. Rumah mereka terendam, jalan tak bisa dilewati, dan fasilitas umum lumpuh.

Dampak paling terasa terjadi di area pelabuhan Tering, yang biasanya menjadi pusat bongkar muat kapal motor maupun speed boat. Aktivitas ekonomi yang bergantung pada pelabuhan pun hampir terhenti total. Akibatnya, warga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menyewa perahu ces demi menjalankan kegiatan sehari-hari. “Karena banjir, warga banyak menggunakan perahu ces yang disewa. Itu jadi alternatif untuk tetap bisa beraktivitas,” jelas Iwan.

Pantauan di lapangan memperlihatkan banjir tidak hanya merendam rumah, tetapi juga menutup akses jalan menuju kampung maupun pasar. Kondisi ini memperparah kesulitan warga dalam memenuhi kebutuhan pokok.

Meski demikian, hingga kini tidak ada laporan korban jiwa. Namun warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan memberikan bantuan darurat, khususnya untuk logistik dan kebutuhan sehari-hari. Mereka juga menanti upaya normalisasi akses transportasi agar roda perekonomian bisa kembali berjalan.

Sejumlah warga menilai, banjir kali ini dipicu oleh curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir yang menyebabkan sungai di sekitar permukiman meluap. Situasi ini menuntut kewaspadaan lebih, mengingat sebagian warga masih memilih bertahan di rumah masing-masing meski terendam air. “Yang bisa dilakukan hanya menunggu air surut, tapi kami juga waspada kalau hujan turun lagi,” ungkap warga lainnya.

Banjir di Tering menjadi pengingat betapa rentannya daerah di sekitar aliran sungai menghadapi cuaca ekstrem. Warga berharap ada langkah lebih konkret dari pemerintah, tidak hanya bantuan sementara, tetapi juga solusi jangka panjang agar bencana serupa tidak terus berulang setiap musim hujan. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com