BANJARBARU – Sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) kini memasuki puncak musim hujan, ditandai dengan intensitas hujan yang semakin meningkat, yang hampir merata di seluruh wilayah Banua.
Analis Iklim di Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalsel, Muhammad Arif Rahman, mengungkapkan bahwa jika dibandingkan dengan bulan Desember 2024, curah hujan pada Januari 2025 menunjukkan peningkatan signifikan.
“Peningkatan intensitas hujan mulai terlihat pada pertengahan Januari 2025,” ujar Arif, Minggu (19/01/2025).
Ia juga menambahkan bahwa fenomena ini sejalan dengan perkiraan puncak musim hujan yang memang diprediksi terjadi pada periode tersebut.
Khususnya di wilayah barat Kalsel, intensitas hujan dilaporkan lebih tinggi, dengan curah hujan sedang hingga lebat. Wilayah yang terpapar kondisi ini antara lain Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), Tapin, Batola, Banjar, Banjarbaru, dan Tanah Laut.
Sementara itu, wilayah lainnya umumnya mengalami curah hujan dengan kategori menengah yang diperkirakan berlangsung hingga akhir Januari 2025.
Fenomena peningkatan hujan ini terjadi akibat pengaruh Pegunungan Meratus, yang membelah wilayah Kalsel menjadi bagian barat dan timur. Pegunungan ini menyebabkan terjadinya “Bendung Atmosfer”, fenomena orografis yang mempengaruhi pola cuaca di wilayah barat.
Berdasarkan analisis data, munculnya tiga daerah yang diprediksi rawan menghadapi bencana hidrometeorologi, terutama pada puncak musim hujan tahun ini. Ketiga daerah tersebut, yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Selatan (HSS), dan Balangan, diperkirakan memiliki potensi bencana seperti banjir dan tanah longsor.
“Ketiga daerah ini memiliki topografi perbukitan, sehingga sangat rentan terhadap longsor dan banjir, apalagi dengan curah hujan yang tinggi,” tambah Arif.
Namun, dibandingkan dengan curah hujan ekstrem yang terjadi pada musim hujan awal tahun 2021, dimana hujan lebih dari 150 mm per dasarian mengguyur wilayah barat Kalsel, tahun ini kondisi curah hujan terbilang lebih rendah.
Pada tahun 2021, curah hujan ekstrem menyebabkan terjadinya banjir besar di berbagai wilayah, terutama di Hulu Sungai dan Muara.
Meskipun hujan lebat saat ini terjadi secara sporadis, atau hanya di beberapa wilayah tertentu, Arif tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana.
“Bagi warga yang tinggal di daerah dataran rendah, pesisir, dan sepanjang aliran sungai besar, diharapkan untuk tetap berhati-hati,” tegasnya.
Arif juga mengingatkan agar masyarakat selalu memperbarui informasi cuaca terkini melalui media sosial atau aplikasi Info BMKG untuk memperoleh peringatan dini. BMKG, lanjutnya, akan terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi secara berkala guna mendukung langkah mitigasi bencana di Kalsel.
“Masyarakat di wilayah rawan bencana juga harus menyiapkan langkah darurat, termasuk rencana evakuasi dini jika diperlukan,” pesannya. []
Redaksi03