SAMPIT – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dirancang untuk membantu meningkatkan gizi masyarakat, terutama pelajar dan ibu hamil, telah mempersiapkan dapur umum di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah.
Person In Charge (PIC) dari CV Sundayak Indonesia, yang bertanggung jawab sebagai vendor penyedia makanan, mengungkapkan bahwa persiapan dapur umum untuk uji coba program ini telah mencapai 90 persen.
Erwin Hadi Saputra, PIC dari CV Sundayak Indonesia, menjelaskan bahwa pihaknya dipercaya untuk mengelola dapur umum di dua titik, yakni di Kota Palangka Raya dan Kotawaringin Timur.
Khusus di Kotim, persiapan dapur umum untuk uji coba program MBG telah hampir rampung.
“Kami siap untuk melaksanakan uji coba di Kotim, yang akan dimulai pada 20 Januari 2025, dengan sasaran di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang,” ujar Erwin, saat ditemui di Sampit, Senin (13/01/2025).
Dapur umum yang dipersiapkan untuk uji coba ini terletak di Jalan Jeruk 3, Kelurahan Mentawa Baru Hilir, dan diperkirakan akan dapat menyediakan antara 3.000 hingga 3.500 porsi makanan setiap harinya.
Program uji coba akan dilakukan secara bertahap, dimulai dengan mendistribusikan makanan kepada pelajar serta penerima manfaat lainnya, seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita yang belum bersekolah.
Mereka semua akan menerima manfaat makanan bergizi dari dapur umum yang berada dalam radius enam kilometer dari lokasi tersebut.
Menurut data sementara dari Badan Gizi Nasional (BGN), jumlah pelajar yang berada di sekitar lokasi dapur umum tersebut mencapai 3.036 orang. Sementara itu, penerima manfaat non-akademik, seperti ibu hamil dan balita, diperkirakan berjumlah sekitar 10 persen dari total pelajar yang ada.
“Artinya, kami akan menyediakan sekitar 3.000 hingga 3.500 porsi yang akan disajikan setiap hari. Kami berharap uji coba ini dapat berjalan dengan baik, dan pada Februari 2025 kami akan maksimalkan penyediaan makanan bergizi untuk masyarakat,” tambahnya.
Program MBG sendiri, berdasarkan ketentuan BGN, akan memberikan makanan bergizi gratis selama lima hari dalam seminggu atau 22 hari dalam sebulan.
Dengan anggaran biaya per porsi makanan yang disepakati sekitar Rp15.000, dana tersebut akan digunakan untuk operasional dapur sebesar Rp5.000 dan bahan makanan Rp10.000.
Menu yang disajikan setiap hari akan bervariasi dan dikordinasikan dengan tim dari BGN, serta dipantau oleh Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditunjuk oleh BGN.
Namun, dalam persiapannya, sempat terjadi kendala yang menghambat pelaksanaan uji coba yang seharusnya dilaksanakan pada 6 Januari 2025. Kendala tersebut terkait dengan standar perlengkapan dapur, khususnya ompreng makanan yang harus menggunakan stainless steel SUS 304 sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh BGN.
“Masalah ini terjadi hampir di seluruh Indonesia. Akibatnya, uji coba yang semula dijadwalkan pada 6 Januari tertunda dan kini kami siap melaksanakan pada 20 Januari mendatang,” ujar Erwin menambahkan.
Dengan persiapan yang telah mencapai 90 persen, diharapkan program MBG dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan asupan gizi yang lebih baik. []
Redaksi03