PENAJAM PASER UTARA — Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Mudyat Noor menghadiri kegiatan Silaturahmi Regional Majelis Nasional Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) se-Kalimantan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Bali yang mengusung tema “Konsolidasi KAHMI untuk Indonesia Maju”, pada Sabtu (08/11/2025) di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dalam sambutannya, Bupati Mudyat Noor menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta, tamu undangan, serta keluarga besar KAHMI yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia.
“Selamat datang kepada seluruh peserta dan keluarga besar KAHMI. Kehadiran bapak dan ibu sekalian merupakan kehormatan besar bagi kami, terlebih kegiatan ini dilaksanakan di wilayah kami yang menjadi bagian dari masa depan Indonesia, yaitu Ibu Kota Nusantara,” ujar Mudyat Noor, yang juga menjabat sebagai Ketua KAHMI Kota Samarinda.
Bupati menegaskan, kegiatan silaturahmi ini memiliki makna penting, bukan hanya sebagai ajang temu kangen lintas generasi, tetapi juga wadah strategis memperkuat solidaritas, konsolidasi pemikiran, serta memperkokoh peran KAHMI sebagai kekuatan moral dan intelektual bangsa.
“Sebagai organisasi yang telah banyak melahirkan pemimpin bangsa, KAHMI memiliki tanggung jawab besar untuk terus memberikan sumbangsih nyata dalam pembangunan nasional, baik melalui gagasan, tindakan, maupun keteladanan,” tambahnya.
Ia juga menyoroti makna simbolis pelaksanaan kegiatan di wilayah IKN. Menurutnya, kehadiran KAHMI di IKN menandakan partisipasi aktif organisasi tersebut dalam sejarah baru pembangunan bangsa.
“IKN bukan hanya proyek fisik, tetapi simbol peradaban baru kota yang mengedepankan keberlanjutan, inklusivitas, dan keseimbangan antara kemajuan serta kelestarian alam,” tuturnya.
Lebih jauh, Bupati Mudyat menyinggung dinamika kewenangan antara Pemerintah Kabupaten PPU dan Otorita IKN. Ia menjelaskan bahwa meskipun sebagian besar kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) berada di wilayah PPU, banyak kewenangan kini beralih ke Otorita IKN sesuai ketentuan perundang-undangan.
“Kami berharap, dalam pembahasan anggaran mendatang, ada porsi yang juga memperhatikan daerah mitra seperti PPU yang terdampak langsung pembangunan IKN. Selama ini pembangunan masih terfokus di wilayah KIPP, sementara masyarakat PPU juga menghadapi dampak dan tantangan yang besar,” jelasnya.
Mudyat juga menilai kegiatan Silaturahmi Regional KAHMI ini sebagai momentum penting memperkuat kolaborasi dan melahirkan gagasan strategis untuk pembangunan bangsa.
“Saya berharap kegiatan ini dapat melahirkan rekomendasi, gagasan, dan jejaring kerja sama yang berkontribusi nyata bagi kemajuan daerah di Kalimantan, NTB, NTT, dan Bali, serta bagi Indonesia secara keseluruhan,” pungkasnya.
Pada akhir sambutannya, Bupati Mudyat menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia dan peserta atas terselenggaranya kegiatan besar ini.
“Organisasi seperti KAHMI memiliki peran luar biasa dalam melahirkan tokoh-tokoh besar bangsa. Mari kita jadikan momentum ini untuk memperkuat silaturahmi, memperkokoh kontribusi, dan bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik,” tutupnya.
Sementara itu, Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI, Dr. Rifqynizami Karsayuda, dalam sambutannya menjelaskan alasan mengapa perayaan HUT ke-59 KAHMI baru digelar pada November 2025, meskipun KAHMI dideklarasikan pada September 1966.
“Pertama, karena Koordinator Presidium Majelis Nasionalnya adalah saya, satu-satunya orang Kalimantan yang pernah menjadi Koordinator Presidium dalam 59 tahun sejarah KAHMI. Ini sebuah berkah bagi kita semua. Karena itu, saya menyampaikan terima kasih khusus kepada seluruh keluarga besar saya dari Kalimantan,” ujarnya.
Ia mengaku sempat enggan maju sebagai presidium. Namun dorongan, desakan, dan bahkan provokasi dari 68 suara Majelis Wilayah dan Majelis Daerah se-Kalimantan membuatnya yakin untuk maju dengan komitmen bahwa perayaan akan digelar di Kalimantan, tepatnya di IKN.
“Alasan kedua, mengapa kegiatan ini dilaksanakan di IKN dan bukan di Kalimantan Selatan tempat saya berasal dan pernah memimpin KAHMI karena saat ini saya dipercaya sebagai Ketua Komisi II DPR RI. Komisi II adalah mitra dan membawahi otorita Ibu Kota Nusantara. Bagi saya, IKN adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan,” tutur Rifqynizami.
Ia juga mengisahkan perjalanan hidupnya sebagai “1000 persen asli orang Kalimantan berdarah Banjar”. Sejak kecil, ia jarang meninggalkan Kalimantan Selatan, kecuali sesekali berkunjung ke Kalimantan Timur bersama almarhum neneknya.
“Dulu, kalau ke Samarinda butuh waktu belasan jam. Kami harus turun dari taksi Colt 300 saat melewati Gunung Rambutan karena jalan rusak parah. Tapi setiap kali melihat Kalimantan Timur, saya selalu berpikir wilayah ini jauh lebih maju dibandingkan Kalimantan Selatan,” kenangnya.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh sejumlah pengurus KAHMI pusat, serta para perwakilan dari berbagai daerah di Kalimantan, NTT, NTB, Bali, dan wilayah PPU. []
Penulis: Subur Priono | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan